Mahasiswa, ssebutan
bagi seseorang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan
tinggi, akademi dan yang paling umum adalah Universitas (KBBI). Mahasiswa
memiliki gelar Maha karena statusnya sebagai penuntnut ilmu berada di tingkat
paling atas. Perannya yang sering dijuluki sebagai “Agent of change” serta
“Agent Of social Control” membuat ia di damba-dambakan oleh bangsa, bisa
membuat sebuah perubahan. Tentunya perubahan kearah yang lebih baik. Revolusi
1998 contohnya, President Soeharto yang sudah terlalu lama menjabat sebagai
kepala Negara akhirnya melepas jabatannya. Peristiwa tahun 1998 ini tidak lepas
dari peran mahasiswa yang menuntut agar Demokrasi itu dikebalikan.
Namun, seiring dengan
berjalannya waktu dan arus globalsasi yang terjadi pada era ini, semakin sulit
saja menemukan mahasiswa yang berperan sesuai dengan perannya sebagai
mahasiswa. Pada era ini, beberapa mahasiswa menyalahgunakan peran yang
sesungguhnya. Ia bukan lagi menjadi “Agent Of change” atau “Agent of Social
Control” namun ke-Mahasiswaanya di gunakan hanya untuk mendapatkan kelas sosial
yang tinggi. Di anggap sebagai orang yang berilmu sehingga ia sering
membusungkan dada saat ia kembali ketempat asalnya.
Tidak sedikit juga
mahasiswa dalam menjalani perannya, mengikuti arus globalisasi. Bergaya
Hedonisme serta lupa akan perannya karena terlena dengan statusnya sebagai
Mahasiswa, kaum Intelektual bangsa. Padahal dalam ketidaksadarannya ia telah
melakukan dosa yang sangat besar. mengikuti istilah al-Ghazali, mahasiswa
sekarang identik dengan Jahil Murakkab Society (kelompok bodoh
kuadrat), yakni orang yang tidak tahu kalau sebenarnya ia tidak tahu, tapi
tidak ingin mau tahu. Dia hanya peduli dengan nasib dan masa depan tanpa
keinginan melirik secara politis bagaimana memberikan kontribusi besar
perubahan kepada bangsanya. (Abdullah Badri, hal 18).
Dalam buku “kritik
tanpa solusi” karya Abdullah badri dijelaskan beberapa dosa besar yang
dilakukan oleh mahasiswa modern saat ini. Antara lain, pertama mereka tidak
suka membaca namun merasa dirinya banyak ilmu. Kedua, enggan berdiskusi,
kebanyakan dari mereka menganggap diskusi
itu tidaklah penting sehingga setelah selesai dari kelas mereka langsung
pulang kekos atau kerumahnya. Ketiga, malas bersosialisasi, hal ini dilakukan
karena adanya kesombongan dalam jiwanya. Merasa dirinya berstatus tertinggi dikalangan
masyarakat dengan ke-mahasiswaan-nya. Sehingga ia enggan untuk bersosialisasi
dengan masyarakat di sekitarnya. Sungguh ini dosa yang sangat besar. Kemudian
yang ke empat adalah tidak menulis, mahasiswa yang tidak mau menulis atau tidak
pernah menuliskan karya-karyanya akan lenyap seriring dilenyapkannya ia oleh
waktu.
Perlunya kesadaran dan
niat yang lurus itu menjadi hal penting dalam jiwa mahasiwa itu sendiri. Memahami akan beberapa
kewajibannya serta tidak melakukan dosa saat ia manyandang gelar mahasiswa juga
akan membuat fungsi mahasiswa kembali kepada fungsi awal. Sebagai penerus
bangsa serta bisa membuat perubahan dan peradaban terhadap bangsa untuk menuju
kearah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar