Rabu, 30 Maret 2016

1001 Cerita di Jogja


Jogjakarta kota yang istimewa,disini tempat saya mengadu nasib untuk mencari masa depan yang lebih baik.Merantau,ya itulah istilah yang saya jalani saat sekarang ini.Begitu banyak cerita dan kisah suka duka dalam pengembaraan di usia muda ini.Sampai saat ini,saya masih gak yakin kok bisa saya bisa menginjakan kaki di kota pelajar ini.Aneh tapi nyata,mungkin takdir telah digariskan oleh Allah SWT kepada saya.Alhamdulilllah,rasa syukur kepada sang khalik.
Impian hidupku ketika umur 5 tahun ingin menuntut ilmu di Jogja,no 125 dalam target / buku impianku sudah di garis merah dengan stabilo itu.Mempunyai impian setinggi mungkin adalah hak setiap maniusia,termasuk saya pemuda desa.
Walaupun lahir dan dibesarkan dari keluarga yang hidup jauh dari kata cukup,tidak membuat semangat saya semakin surut dan miskin untuk sukses.Sukses dilihat dari seberapa kita usaha dan berdoa dalam mewujudkanya,sukses tidak memandang harta,tahta,maupun keturunan.
Menurut Napoleon Hill  Orang sukses mengambil keputusan secara cepat dan mengubahnya pelan - pelan.Sementara orang gagal lambat mengambil keputusan namun seringkali mengubahnya "
Kesuksesan tidak perlu penjelasan,Kegagalan mengizinkan tidak adanya alibi.
Oleh sebab itu jika kita berpikir kita bisa mencapainya,maka kita akan bisa mencapainya.

Salam Anak Muda Indonesia

Jumat, 18 Maret 2016

Contoh Permohonan Beasiswa KEMENAG 2015

PERMOHONAN BEASISWA
MISKIN KEMENAG 2015


Foto berwarna 4x6
 
 


Kepada :
Yth. Rektor UIN Sunan Kalijaga
C.q. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
        UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
1.    Nama lengkap                                : ................................................................................
2.    Tempat & Tgl. Lahir                      : ................................................................................
3.    NIM                                               : ................................................................................
4.    Fakultas                                         : ................................................................................
5.    Jurusan/Prodi                                 : ................................................................................
6.    Semester                                        : ................................................................................
7.    IPK                                                : ................................................................................
8.    Alamat Asal                                   : ................................................................................
       Telp. / HP                                      : ................................................................................
9.    Asal SLTA (Kabupaten)               : ................................................................................
10.  Jumlah kiriman per bulan               : ................................................................................
11.  Penanggung utama biaya
       pendidikan                                     :      1. Ayah         2. Ibu            3. Saudara/Famili
                                                                                          (lingkari yang sesuai)
§  Nama                                        : ................................................................................
§  Pekerjaan                                  :  ................................................................................      
§  Alamat                                      : ................................................................................

dengan ini mengajukan permohonan mendapatkan Beasiswa Miskin Kemenag Tahun 2015 pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Demikian permohonan saya sampaikan, atas perhatian dan perkenan Bapak diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, ............................2015
Pemohon,



.............................................
NIM.  ...........................................






                                                             




Kop Surat Fakultas
 
 




KETERANGAN BERKELAKUAN BAIK
Nomor : UIN.02/........................../2015


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas ......................................... dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini :
Nama                                      : ...............................................................................................
Tempat & Tgl. Lahir               : ...............................................................................................
Nomor Induk Mahasiswa       : ...............................................................................................
Fakultas                                  : ...............................................................................................
Jurusan / Prodi                        : ...............................................................................................
Semester                                 : ...............................................................................................
Alamat di Yogyakarta            : ...............................................................................................
                                                 ...............................................................................................

berdasarkan rekam data/jejak pada Fakultas, mahasiswa tersebut adalah mahasiswa aktif dan berkelakuan baik; tidak pernah terkena sanksi tertulis atas pelanggaran SEDANG atau BERAT sesuai dengan Tata Tertib Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, ........................................2015
a.n. Dekan
Wakil Dekan III





.......................................................
NIP. ..............................................


 SURAT  PERNYATAAN


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini  :
Nama                                      : ................................................................................
Tempat & Tgl. Lahir               : ................................................................................
Nomor Induk Mahasiswa       : ................................................................................
Fakultas                                  : ................................................................................
Jururan / Prodi                        : ................................................................................
Semester                                 : ................................................................................
Alamat di Yogyakarta            : ................................................................................
                                               : ................................................................................  

dengan ini menyatakan bahwa :
a.    Saya pada saat / tahun  ini tidak sedang atau akan menjadi penerima beasiswa manapun di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
b.    Tidak akan mengambil cuti akademik pada semester Ganjil Tahun akademik 2015/2016.
c.    Jika ternyata pernyataan saya tersebut tidak benar dan saya menerima beasiswa ganda, dan atau mengambil cuti akademik maka saya sanggup mengembalikan uang beasiswa yang telah saya terima.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                                                       
Yogyakarta, ............................2015
Mhs Pembuat pernyataan,


Materai Rp. 6.000
 
 





.....................................................
NIM. ........................................


Kamis, 17 Maret 2016

Raja Sana dan Negeri Bara

Sebuah kisah seorang Raja yang hidup di negeri yang masyarakatnya heterogen dan memiliki karakter yang berbeda - beda.Ke heterogenan ini menjadikan jiwa semangat membangun negeri secara bersama mulai di bangun oleh Raja.Rajanya bernama Sana.Raja Sana adalah sosok seorang panglima yang gagah berani melawan musuh – musuh.
Setelah negeri Bara merdeka dari para penjajah yang telah memperbudak serta menghancurkan negeri ini.Raja Sana langsung mengatur strategi untuk menjalankan roda pemerintahan Negeri Sana,sistem serta pola hubungan di banngun Raja Sana bersama Menteri – Menterinya.Bagaimana seluruh masyarakat mempunyai jiwa memiliki sebuah NEGERI,yang bernama Negeri Bara.Salah satu yang selalu ditekankan oleh sang raja adalah pola komunikasi antara Raja dan rakyatnya.karena pola komunikasi menjadi salah satu program Raja untuk membangun Negeri Bara.
Setelah 7 tahun Negeri Bara merdeka,keadaan negeri pasang surut seperti ombak di tepi pantai.Terkadang ombaknya kuat,terkadang ombaknya pelan dan malahan tidak ada ombak sama sekali.Seperti itulah analogi kondisional Negeri Bara yang mengalami pasang surut.Namun dari proses pasang surut seperti itu rakyat Negeri Bara mengalami kemajuan yang signifikan baik secara kedekatan emosional rakyatnya,jiwa Nasionalisme nya serta komunikasi diantara rakyat dan Raja Sana.Semuanya hidup makmur dan saling mengayomi satu sama lain,kebijaksanaan Raja dapat di rasakan oleh rakyatnya dengan segala aturan – aturan yang mengedepankan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.
Namun dari 881.000.000 rakyat Negeri Sana,masih ada yang belum merasakan  kesejahteraan dari Negara Bara.Entah rakyat yang tertutup dengan sang Raja,atau merasa malu dengan Sang Raja.Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat,Raja Sana langsung menemui dan berkomunikasi dengan rakyat yang belum merasakan kemerdekan,yang biasanya membuat oposisi terhadap Pemerintah dan merasa di kucilkan oleh Negeri.Raja terus berusaha untuk memakmurkan seluruh masyarakatnya,agar 881.000.000 rakyatnya sejahtera.Raja tidak berharap banyak dari rakyatnya,walaupun ada yang tidak menyukai leadership dari Raja Sana.Namun Raja tetap bijaksana dan menyambung silaurahmi dengan masyarakatnya,baik melalui tatap muka,BBM an,Whatsapp dan mengirimkan Pesan kepada seluruh Rakyatnya.
Bersambung . . .




Kamis, 10 Maret 2016

Review jurnal analisis sosial bab “renegosiasi citra lokal: potret transformasi masyarakat desa hutan”




Potret transformasi masyarakat desa hutan

Citra lokal dengan segenap retorikanya kini bukan lagi menjadi monopoli kaum pemerhati wisata lingkungan dan budaya, akan tetapi juga menjadi isu penting segenap kalangan. Tasaday pernah mejadi perbincangan di tahun 70 an, bermula dari pemberitaan media massa yang menyebut bahwa mereka adalah manusia primitif yang arif. Mereka hidup di wilayah filipina bagian sellatan. Manuel Elizade merupakan direksi komisi khusus presiden untuk golongan minoritas. Bahkan orang orang Tasaday menjulikinya sebagai “dewa”.
            Pada sekitar tahun 80 an terjadi perubahan politik di Filipina, presiden Marcos dan para pembantunya termasuk Elizade dipaksa untukmeninggalkan  negrinya. Pada saat itulah para wartawan kembali mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya dengan kaum Tasaday. Mereka kembali memasuku wilayah yang sebelumnya oleh pemerintahan Marcos dinyatkan tertutup  untuk orang luar. Kasus yang hampir sama juga pernah terjadi di tahun 90 an. Ketika media massa ramai menyiarkan berita mengenai orang Penan, masyarakat desa hutan di serawak, Malaysia yang melakukan protes menentang kebijakan hutan yang disponsori pemerintah. Pada masa itu, protes yang sama juga dilakukan oleh kalangan media massa setempat serta aktivis lokal, dari tingkat desa hingga nasional.
            Pada akhir dasawarsa 90an gerakan apresiasi masyarakat local mulai mencapai puncaknya, gerakan tersebut mulai memperoleh pengakuan dari segenap forum internasional yang cukup bergengsi. Salah satunya ialah KTT bumi, deklarasi rio merupakan produk dari KTT bumi yang menyatakan bahwa masyarakat internasional harus memperhatikan dan mengakui keberadaan masyarakat lokal.

Transformasi masyarakat desa hutan

            Masyarakat pedalaman dimana masyarakat desahutan termasuk di dalamnya, sering dipandang sebagai masyarakat yang bodoh yang mempertahankan cara hiadup tradisional. Dalam konteks indonesia, bagi kalangan pengusaha swasta hutan di daerah pedalaman merupakan sumber daya yang dapt dimanfaatkan untuk perluasan kegiatan komersialisasi dibidang pertanian maupun ekonomi berskala besar. Namun bagi kalangan aktivis antropologi, ekologi dan pegiat sosial ini menjadi kepentingan bersama-sama antara mereka dan masyarakat pedalaman itu sendiri untuk memelihara dan menjaga tradisi yang unik denagan cara membantu dan mengembangkan sumber daya yang ada disekitaranya secara optimal. Sementara itu bagi kalangan ahli lingkungan, prioritas utama mereka ialah bagaiamana cara mempertahankan keanekaragaman hayati dan upaya konservasi.
            Kepentingan-kepentingan yang berbeda inilah yang dapat menyebabkan adanya tekanan terhadap masyarakat dalam mengahadapi persoalan tersebut, yang mau tidk mau harus diatasi dalam praktik kehidupan sehari hari.
            Dalam kasus daerah pedalaman yang ada di indonesia, perhatian yang ampuh terhadap sejarah regional akan dapat mengungkapkan bahwa interaksi yang berlangsung lama, dengan program pemerintah, serta dengan pasaran nasional dan internasional sangat penting untuk pembentukan ulang kebudayaan.
            Perubahan politik dan dinamika ekonomi yang terjadi di indonesia pun juga sulit dirasakan masyarakat lokal baik pada ranah negosiasi maupun resistensi yang membawa konsekuensi pada pergeseran makna yang dipahami akan komunitas dan identitas baru, keinginan dan aspirasi baru, dan gambaran baru mengenai masa depan. Tetapi justru hal inilah yang seharusnya kita atasi sebagai solusi dimana kita berpijak sebagai manusia yang berteman denagn mereka semua. Agar permasalahan yang terjadi dapat dengan jelas kita amati.

        

Rabu, 09 Maret 2016

Pelatihan Fotografi Jurnalistik di 0 KM Malioboro

Yogyakarta,9 Maret 2016 - Jam menunjukan pukul 09.00 WIB,hari ini ada agenda pelatihan Fotografi jurnalistik di 0 km Malioboro Jogja dan Benteng Vrandeburg.Kegiatan ini adalah bagian dari program Badan Semi Otonom Rayon ( BSOR ) Human Literacy Pergerakan Mahasiswa Iskam Indonesia ( PMII ) Rayon Humaniora Park Komisariat Pondok Sahabat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.BSOR HL yang di kepalai oleh sahabat Muamar ( Korp Hanoman ) mempunyai tujuan agar kader PMII Rayon Humaniora Park mengenal apa itu Fotografi Jurnalistik.
Setelah semua kader berkumpul di Rayon Humaniora Park,semuanya bersiap – siap untuk berangkat menuju 0 Km Malioboro.Pada pelatihan kali ini antusias dari sahabat – sahabati sangat tinggi,namun ada beberapa sahabat dari Korp Senopati ( 15 ) yang nggak bisa ikut karna ada agenda dan kesibukan masing2.
Jam 10.00 WIB rombongan berangkat menuju TKP.Sebanyak 12 Sahabat / i diantaranya,Sahabat Amar,sahabat Lutfan,Sahabat Taufik,Sahabat Robi,Sahabat Minha,Sahabat Leli,Sahabat Arif,Sahabat Candra,Sahabat Mail,Sahabat Eha,Sahabat Isti, dan Sahabat Mirna.Semuanya menikmati perjalanan menuju tujuan yang telah ditetapkan.Menikmati kebisingan dan macetnya Jogja disiang hari membuat perjalanan bearti dengan segala canda dan tawa dengan sahabat/i.
Akhirnya kami sampai di benteng Vrandeburg dan langsung memarkirkan motor dengan rapi.Rombongan yang dipimpin oleh sahabat Amar langsung mencari tempat untuk diskusi materi Fotografi Jurnalistik.Setelah berkeliling kesana kemari,tidak ada satupun tempat yang nyaman untuk diskusi.Niatnya mencari tempat yang gratis,biar gak bayar.Hahaha.Kalau masuk ke benteng kan bayar juga,bagus juga trik dari pimpinan ini.Setelah berputar kesana kesini,alhasil tempat yang di cari tidak di temukan.Dan akhirnya keputusannya kita masuk ke Benteng dan langsung membeli tiket untuk masuk kedalamnya,hahaha.Setelah itu rombongan langsung mencari lokasi yang nyenyak dan nyaman untuk menyampaikan materi.Suasana jogja yang panas langsung terasa sejuk ketika berada di Sobiang museum.wkwkwk
Semua peserta dari Korp Hanoman ( 2013 ) dan Korp Senopati ( 2015 ) langsung memulai diskusi tentang Fotografi Jurnalistik yang di pantik Oleh Sahabat Robi dari Korp Hanoman.Setelah semua materi dan konsep Fotografi dan jurnalistik dipaparkan,termasuk tentang operasional kamera dalam memoteret.Lalu pengurus yang dalam ini Sahabat Amar membagi menjadi 2 Kelompok.Kelompok 1 itu Sahabat Arif,Mirna,dan Eha.Untuk kelompok kedua sahabat mail,candra dan isti.Tugas masing2 kelompok adalah memotret gambar tentang Fotografi Jurnalistik yang ada di sepanjang kawasan Malioboro Jogjakarta.
Setelah pembagian kelompok,semuanya bergegas untuk mencari moment atau gambar yang sesuai dengan pola Fotografi Jurnalistik.Kelompok 1 yang di kepalai oleh Sahabat Arif Mansyah dan kelompok 2 di kepalai oleh mail bergegas untuk menyelasaikan tugas dari pemantik tadi.Semuanya berpencar mencari picture dengan kamera yang telah di berikan oleh pengurus.
Jam menunjukan pukul 13.00 WIB,Semua kelompok kembali berkumpul dan saling sharing terhadap hasil yang di temukan di lapangan.Karena kurang kondusif obrolan dilanjutkan di warung kopi,KULI KOPI.Masing2 anggota menjabarkan hasil jepretanya dan pemantik menilai hasil dari jepretan tersebut.Sungguh pengembaraan yang memuaskan dan mendapatkan ilmu yang baru tentang Fotografi Jurnalistik.
Fotografi jurnalistik adalah bagian dari dunia jurnalistik yang menggunakan bahasa visual untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dan tetap terikat kode etik jurnalistik.Foto jurnalistik bukan sekedar jepret2 semata.Ada etika yang selalu dijunjung tinggi,ada pesan dan berita yang ingin di sampaikan dan ada momentum yang harus di tampilkan dalam sebuah frame.Hal yang penting dalam fotografi jurnalistik adalah nilai2 kejujuran yang selalu didasarkan pada fakta obyektif semata
Terima kasih kepada pengurus BSOR HL PMIIRayon Humaniora Park UIN Sunan Kalijaga   

Selasa, 08 Maret 2016

Payung Hitam


“He bodoh jangan berdiri disitu kau menghalangi mataku” teriak seorang laki-laki bertopi pada kakek tua yang jalanya tergopoh.
“ he kau tuli apa pura-pura tuli pergi sana, udah tua bau lagi, mengganggu pemandangan saja “ terus saja kalimat kalimat tak sopan keluar dari mulut lelaki tak tau sopan-santun itu.
Beberapa saat setelah laki-laki tua itu dengan susah payah pergi, dia pun melanjutkan tidur dan tak memperdulikan panggilan sang Pencipta yang sudah sejak tadi mengisyaratkan untuk segera bangun untuk menunaikan kewajiban.

***
            “darimana saja kamu nak kenapa baru pulang pagi-pagi begini ?” Tanya seorang ibu paruh baya dan begitu lembut perangainya serta cantik wajahnya, selalu ada senyum manis yang terpasang dibibir indahnya, tetapi Nampak kesedihan yang hanya terpendam.
            “ sudahlah aku ngantuk, aku mau tidur “ begitu saja jawabannya tanpa ia pedulikan ibunya yang dengan cemas menunggunya.
            “Ibu sudah masak, jangan lupa makan. Ibu pergi dulu “ dengan sedikit pesan singkat sang ibupun segera meninggalkan rumah dengan sedan putih miliknya.
***
Suara keras layaknya konser Avenged, memenuhi runag kamar andika, sudah menjadi ritual paginya, setiap pukul 10.00 ia bangun dari tidurnya dan mulai lah konser yang tak tau apakah ia tidak merasa bising dengan suara yang benar-benar membuat telinga sakit.
Tak ada kegiatan positif yang ia lakukan setiap harinya, hanya tidur dan mabuk-mabukan setiap malam. Tak pernah ia pedulikan keadaan ibunya yang senantiasa rindu dengan Dika sang pangeran kecilnya dulu.
Beruntung ia lahir di keluarga yang mampu sehingga sampai matipun ia masih bisa bertahan dengan harta hasil kerja keras ibunya.
Entah apa yang dibenak andika menjalani hidup yang sama sekali tak membahagiakan dan hanya mengundang tangis setiap sujud sholat ibunya.
***
“ Nit, apa tak sebaiknya segera dilakukan tindakan serius dan segera ceritakan ini pada anakmu “ Tanya seorang laki-laki paruh baya tersebut.
“ beri saya waktu lagi don, aku belum bisa meninggalkan pekerjaan ini, anakku belum cukup dewasa untuk aku amanahkan” pintanya
“ tapi Nita, bagaimana jika terus ditunda akan semakin memburuk keadaanmu” jelas si dokter untuk segera melakukan perawatan lebih intensif pada pasien didepanya.
Memang dokter ini terlihat lebih care pada si ibu cantik ini, karena kebetulan mereka sahabat sejak dari smp hingga sekarang hubungan mereka selalu baik meski sudah berkeluarga masing-masing.
“sudahlah Nit, tak usah kau ambil pusing dengan kelakuan anakmu itu, dia sudah tak ada gunanya lagi, begitu acuh dia padamu, aku tau memang ia anakmu tapi tak bisakah kali ini kau percaya padaku, segera lakukan pengobatan “ tambah sang dokter yang terus membujuk
“ tak pantas kau katakan begitu padaku tentang hal-hal mengenai anakku” pembelaan yang tak pernah lelah ia ucapkan ketika ada perbincangan buruk mengenai anaknya
“ maaf nit, bukan maksudku menyinggung perasaanmu, tapi anakmu sekarang bukan Dika pangeran kecilmu yang dulu begitu penurut dan lucu “ tambah sang dokter.
“ sudahlah ini obat yang harus kutebus kan, aku pergi dulu berikan obat ini setiap aku dating kesini tak usah kau bicarkan hal-hal yang tidak-tidak.” Sambil mengambil resep ibu canti ini pun meninggalkan ruangan dokter dan tak menghiraukan wajah sahabatnya yang ingin terus membujuknya.”
***
“ aduh, @#$%& mata kamu dimana sih ? jalan tak lihat-lihat” umpat serta kata-kata kotor tak tersaring keluar dari mulut Dika
“ kamu mabuk ya, dasar cowok gak jelas, untung mabuk kalau nggak udah tak gampar tu mulut “ jawab sang cewek dengan nada kesal.
Karena tau cowok yang dihadapanya sedang tidak pada kondisi normal ia langsung pergi dan tak memperdulikan sang cowok. Tapi entah sudah beberapa meter langkahnya kembali ia menengok kebelakang, melihat cowok mabuk itu sudah terkapar dipinggir jalan dan menjadi tontonan orang-orang yang wira-wiri disekitar trotoar.
Entah, hidayah apa yang membuat cewek cantik ini berbalik dan memapah cowok yang sudah mengata-ngatain serta membawa kerumah kecil yang sudah ia kontrak sejak 2 bulan lalu.
“ heh kamu siapa? Apa yang kau lakukan padaku? Dimana dompet dan ponselku? Siapa kamu sebenarnya? Da ..” belum selesai berucap sukses kain lap menyumpal mulutnya
“ kamu itu manusia tak punya sopan santun dan tak tau terimakasih, sudah ditolong dijalan masih saja mengomel, Dasar !!!” balas sang cewek
“ kamu belum jawab pertanyaanku” sambil mengeluarkan sumpalan dimulutnya
“ sudahlah kamu sungguh tak berguna, jika aku ibumu sudah kubuang kau dilaut  Arafuru, tubuh gagah uang banyak hanya untuk hidup tak berguna sudahlah mati saja kamu, terlalu mengotori dunia” sahut sang cewek dengan nada tampak kesal, karena ia tahu apa yang ia lihat dicowok itu sungguh sayang jika hidupnya hanya disia-siakan.
Lusia cewek, cewek 19 tahun dengan rambut diikat setiap harinya, ia selalu berjuang untuk hidupnya, ingin ia lanjutkan kuliah jika biaya mampu menopang hidupnya, cewek sebatang kara yang ditinggal mati ibu dan ayahnya 1 tahun lalu.
“ sudah aku pulang, terimakasih “ entah bisikan dari mana Dika bias mengatakan kata-kata langka yang bisa keluar dari mulutnya.
“ baiklah, ingat pesan satu ku ini, pulanglah makan dan hiduplah dengan baik hidup cukup berharga untuk kau habiskan hanya mabuk-mabukan setiap hari, kau juga beruntung memiliki ibu dan ayah yang mau membiayai hidup kelammu “ pesan singkat yang sungguh mengena tepat dihati dika, entah seperti lonceng imlek membuat batinya seketika bergetar.
“ kau terlalu sok tau menghakimi orang lain, siapa bilang aku punya orang tua ?” bantah Dika
“ aku yakin kau hidup dan makan dari uang hasil belas kasian dari orang tuamu, karena laki-laki seperti dirimu tak mampu menghasilkan se sen pun “ balas Lusia yang tak kalah argument
“ memang kau tak hidup dari mengemis uang orang tuamu ? hah ?” balas Dika tak mau kalah
“ jaga ucapanmu, jangan sok tau, orang tua ku sudah meninggal dalam kecelakaan 1 tahun lalu, dan sudah 1 tahun ini aku berjuang mempertahankan hidupku, dan cita-cita kuliah pun harus kukubur dalam-dalam.” Sanggah Lusia
            Seolah mulut Dika terkunci dan tak mampu berkata-kata lagi, ia nyatakan dalam hati kekalahanya melawan cewek tangguh secara fisik dan batin.
            “ ah sudahlah aku pergi “ dika pun ngeloyor dengan rasa sedikit penyesalan.
            Sedikit ada air mata jatuh, selepas mengatakan hal tersebut pada Dika. Teringat peristiwa 1 tahun lalu kecelakan maut yang merenggut nyawa kedua orang tuanya ketika perjalanan hendak menunaikan ibadah haji, berita TV yang kala itu menyiarkan jatuhnya pesawat Lion Air dengan penupang 120 orang termasuk ayah dan ibunya, ketika berita itu dating, tak kuasa Lusia menahan tangis, rasa sesak menghujam batinya.
            “ peristiwa itu sudah 1 tahun lalu, bukan waktunya berlarut-larut dalam kesedihan, mari bangkit dan bekerja Lusia” semangat untuk dirinya segera bangkit dari kasur dan melanjutkan pekerjaanya sebagai deliver makanan.

***
            Rumah itu tampak sepi, biasanya sudah ada makanan yang tersedia dan salam hangat setiap pagi dari sang ibu yang selalu menanyakan kepergiaanya, tapi pagi ini Nampak sepi seperti rumah tak bertuan.
            “ Mah, mamah ?” kata yang sunguh ibunya rindukan selama 1 tahun terakhir yang tak pernah Dika ucapkan. Tapi sayang kata itu tak sampai pada Ibunya dan taka ada jawaban dari seisi rumah.
            Dilihatnya kamar ibunya yang sudah satu tahun tak pernah ia sambangi, biasanya ada ayah dan ibunya serta ia bercengkara dan bercerita tentang segala hal, Dika yang manja dan tak jarang ingin tidur bertiga bersama orang tuanya, kala itu usianya memasuki 18 tahun, meja itu tertulis * selamat ulang tahun dika sayang _Papa Mama menyayangimu* serta kado yang tak terbungkus sebuah motor ninja yang diimpikannya.
            “tulit-tulit” bunyi hape terdengar nyaring dikantong dan membuyarkan nostalgia lamanya, yang diam-diam ia rindukan.
            “ halo nak Dika, bisa datang ke RS Panti Rapih ?” suara terdengar diseberang sana
seolah seperti petir yang menyambar disiang hari, pikirannya mulai kalut dan perasaan yang tidak mengahantui pikirannya.
“i-i-ini siapa ? apa yang terjadi “ dengan suara terbata-bata Dika mengklarifikasi
“ ibu kamu masuk UGD, segera kesini” tiba-tiba sambungan telepon itu terputus
“Apa-apa yang terjadi pada ibuku, apa mah mah mamah gak kenapa-kenapa kan,” batinya menyeruak dengan pertanyaan khawatir
“ mah….” Suara lirih yang seolah tersendat teringat perlakuan selama setaun ini, sikap dingin dan acuhnya pada ibu yang tak pernah lelah mengingatkan dan menyapa serta menunggunya setiap pagi, rekening yang selalu tak kekurangan padahal uang yang Dika gunakan hanya mabuk-mabukan, tapi sang mamah bahkan tak peduli pada lelah yang menyiksa ia tetap teguh bekerja.
***
“ dimana ruang ibu Nita Hermawati ?” Tanya dika pada seorang perawat
“ sebentar mas saya cek,” jawab sang perawat
“ Ibu Nita Hermawati, masih di UGD mas, dari sini lurus saja, kemudian kekanan” jelas perawat.
Tanpa ucapan makasih Dika pun berlari segera ingin ia lihat wajah ibunya, sampailah ke UGD, tapi ia tak diperbolehkan masuk, Nampak selang-selang dan kabel-kabel terpasang memenuhi tubuh ibunya, pertanyaan pun silih berganti memenuhi pikirannya, sebenarnya apa yang terjadi pada ibunya.
“ Dika, bisa ikut keruang saya” suara dokter Doni membuyarkan lamunan Dika
Tanpa protes Dika turut mengikuti langkah sang dokter menuju ruang kerja dan dipersilahkan duduk ditempat biasanya mamanya duduk.
“ ini lihat nak Dika” sambil memperlihatkan hasil ronsen yang yang ia yakin Dika tak cukup paham
“ apa itu dok, sebenarnya mamah saya kenapa ?” Tanya Dika yang suadah tak paham dengan semua ini
“ sebenarnya, ibumu sudah menderita kanker serviks, memang sudah sejak lama sudah aku sarankan untuk berhenti bekerja dan melakukan kemoterapi agar sel kanker tak menjalar ke tubuh ibumu, tapi alasan ibumu selalu sama, bahwa ia belum bias meninggalkan beban padamu ia bahkan sudah menabung untuk hidupmu, tak pernah sedikitpun ibumu mengeluh” penjelasan dokter yang membuat Dika tak kuasa menahan air matanya
“ biip – biip”, tombol bantuan dimeja dikter doni berbunyi dan bunyi itu berasal dari ruang UGD tempat dimana mamah Dika sedang dirawat
“ ayo dika segera ke tempat ibumu “
\” ada apa dok, kenapa ibu saya ?” Tanya Dika
            “ dok, bu Nita sudah tak bias di tolong, semua alat ini tak mampu memacu jantung ibu Nita “ kata sang perawat
            Dengan cekatan dokter doni berusaha dengan semampunya untuk mengembalika detak jantung mamah cantik Dika, segala alat telah ia pasangkan tapi apalah daya Tuhan sudah berkata “ Mamah Nita ayo pulang, waktumu sudah habis “
Dengan cemas Dika menunggu diluar dan berharap ibunya baik-baik saja, bahkan ia berjanji, akan ia perbaiki hidupnya dan akan ia cintai sepenuh hati ibunya.
Tapi janji-jani dan harapan itu hanya sekedar khayalan kosong
            “ Dika, masuklah” suara dokter mengisyaratkan bahwa ruang UGD boleh ia masuki
            “ dok, dokter dokter, kenapa mamah saya siam saja, kenapa alat-alat ini dilepas, dokter pasang lagi, pasang lagi mamahku tak bias napas nanti, ayo dokter kenapa diam saja.” Suara dika dengan air mata yang deras mengalir dipipnya
            “ Dika, ibumu sudah bahagia, ikhlaskan ibumu, kami sudah berusaha tapi Tuhan punya rencana lain, jangan kau kecewakan ibumu dengan segala pengorbanannya “ dengan memeluk dika sang dokter ikut menenangkan padahal dirinya juga merasa sangat terpukul dengan kepergian sang sahabat kecilnya.
***
            Rumah penuh kenangan ini terasa kosong dan hampa, bagaikan dunia sudah kiamat, tak ada lagi cahaya cinta, kasiih sayang benar-benar sirna hanya tangisan dan rasa sesal yang terus menyesaki dada Dika betapapun tidak teringat perjuangan ibunya yang tanpa lelah terus dan terus mencintai Dika dengan segala kejelekan yang dika perbuat,
            Tanah ini begitu lembut dan hangat, bahkan bumi ini begitu hangat memeluk jasad mamah cantik, tangis tinggalah tangis sesal tinggalah sesal, tak ada yang bias dika lakukan selain hanya terus menangis dan meratapi kepergian ibunya paying hitam yang memenuhi tanah penah pemakaman.
***
Dikursi panjang dihampiri sang dokter, memang sejak kemarin Dika tak makan sesuap nasi, matanya begitu sembab, tubunhya layu bak tanaman yang akan mati, tatapannya kosong hatinya remuk,
“ Dika makanlah, jangan ka uterus ratapi kepergian ibumu, jangan kau buat ibumu semakin sedih” alus kata dokter memeluk
“ Dok, kenapa ada anak taka berguna ini, dibiarkan Tuhan hidup dan membebani malaikat seperti mamahku ?” sesal dika kembali air matanya menetes
“ sekalipun dunia ini membencimu, dan semua orang mengutuk mu, hanya ibumu yang tak pernah takut membelamu dan membenarkan kesalahanmu, itulah cinta tulus seorang ibu”  Kalimat dokter menenangkan
            Dengan menyodorkan bingkisan kecil, dokter memberikannya pada Dika, Nampak seperti kado terbungkus rapi,
            “ ini, pesan terakhir yang ibumu titipkan padaku, kuharap kau bias mengerti dengan cinta ibumu yang tak pernah ternoda” sembari menyerahkan bingkisan sang dokterpun pergi member waktu pada Dika untuk sekilas kotak waktu dengan mamah cantik.
Dibukanya kotak berwana biru, air matanya kembali menetes melihat kaos jersy bertuliskan, “ pangeran ganteng kapan nonton bola bareng lagi, nanti mamah deh yang masakin” terisak ia rengkuh dan ciumi jersy olahraga pemberian mamahnya
Ia temukan sepucuk surat dengan kertas putih dan bersih bertuliskan untuk pangeran kecilku Andika Atmaja.
Andika sayang
Mamah minta maaf jika karena memaksa papahmu pergi, menjadi sebab kecelakaan papahmu, tapi asal kau tau nak, mamah menyuruh papa kala itu hanya untuk membeli jersy ini, kau ingat ada pertandingan sepak bola favorit mu n papahmu, dan bertepatan juga dengan hari ulang tahunmu, tapi jika kau menganggap mamah yang menjadikan penyebab papah meninggal, mamah minta maaf, mamah menebus kesalahan mamah untuk terus hidup bersamamu dan bekerja keras agar kau tak kekurangan apapun saat mamah pergi, mamah tadi periksa kata dokter Doni kanker mamah sudah menyebar tapi anehnya tak pernah sakit Karena ada pangeran kecil yang selalu jadi semangat mamah, tenang nak mamah tak pernah ingin meninggalkanmu tanpa tanggung jawab, tabungan mamah sudah cukup untuk kamu hidup tapi jika boleh mamah minta jangan kau rusak dirimu dengan amarahmu jangan kau sakiti ya nak, mamah tak ingin kau mersakan apa yang mamah rasakan, meskipun satu tahun membuatmu tak cukup memaafkan mamah, tapi mamah senang kau masih kembali kerumah dan makan masakan mamah, tak sia-sia deh mamah masak, hehehee
Nak jadilah anak yang hebat, maaf menuntutmu sedikit tapi nak kamu tau tidak kenapa selalu mamah kunci kamar setiap malam, karena mamah selalu menangis dihadapa-Nya ketika mengingat dan mendoakan kamu dan papahmu, agar senantiasa bahagia. Satu hal yang tak pernah mamah lupa ketika kamu dan papahmu menonton bola dan goal tawa kalian mengobati seluruh luka mamah, meskipun mamah tak suka bola selau mamah sempatkan nonton hingga larut malam, bersama kalian mamah rindu kalian
Nak jaga diri baik-baik mamah sayang kamu

                                                                                                Mamah Dika
                                                                                                Sayang terindah

Hanya terengkuh jatuh tanpa daya, penyesalan demi penyesalan datang tanpa ampun, tapi nasi sudah menjadi bubur tak ada gunanya menyesali, tetapi bubur ini jauh lebih enak jika ditambah kari, ayam, sayur dan kerupuk.
            Mungkin dika tak mampu memeluk ibunya, tapi lantunan doa disetiap malam sudah cukup menjadi penghubung rindu.
--END-


Baper


“Ada yang mau aku omongin sama kamu” sambil duduk dan  menatap wajah wanita didepannya.
“ kamu mau ngomong apa kayak serius banget ? “ menyusul duduk disampingnya
“ ada hal aneh  gak ? atau kamu  ngerasa bosan gak ?” dengan nada sedikit keraguan  si cowok terus ingin melanjutkan percakapan.
“ kamu kok tiba-tiba aneh si dan kamu kok tanya nya gitu ?” si cewek mulai bingung dengan tingkah si cowok dengan segala pertanyaan yang seakan ada petir didalam hatinya
*Apa yang sebenerrya mau dia omongin si ? kenapa tiba-tiba ada perasaan sedih dan takut*
 batinnya yang tak terdengar ditelinga dan  tak sampai menyentuh batin sicowok.
“ aku .... “
kata-katanya mulai terbata-bata seolah olah tak mampu  harus mengatakan  kata pedih dan menyesakkan batin itu
“ aku tau kegundahan yang kamu rasakan , aku tahu apa yang yang ingin kamu      katakan “. Bak seorang peramal sicewek dengan tepat membidik jawaban  itu .
            “ bukan alasan tak cinta atau  bahkan ada cewek lain yang singgah dihatiku “ seolah          takut melukai hatinya sicowok pun dengan kata-kata lirih membuat pembelaan.
            Tak mampu menahan tangis, air mata itu memaksa jatuh dipipi putihnya, sambil menahan perih yang bak hati yang teriris pilu.
            “ sayang  ,sungguh bukan maksud ku melukai hatimu atau bahkan membuat mu menangis seperti ini, aku sungguh menyanyangimu  dan  mencintaimu “
            “ tapi ...” sambung sicewek seolah dia tau ada makna dibalik kata sayang dan cinta
*Tuhan apa aku  mampu  mengatakan kata-kata perih yang sungguh melukai batin kami*
seolah berpikir ulang apakah  ia akan meneruskan kata-katanya atau akan menghentikan dan menggantung begitu saja.
“ jawab ardi jangan  hanya diam  saja “ perkataan si cewek yang yang seolah membuyarkan lamunan bening ardi.
***
Lamat-lamat terdengar suara yang tak terlalu jelas ditelinga mata ngantuk dan  lelah yang menyelimuti membuat mata enggan melihat alam sekitar.
            “ ayo bangun, ayo pada bangun cepet ayo “ suara cewek seorang PJ  kamar
Seolah tak mengerti keadaan, kenapa selarut ini harus membangunkan orang yang asyik dengan mimpi-mimpinya
            Dengan mata yang masih enggan terbuka, dan  udara dingin yang menusuk tulang, kami harus keluar dan berkumpul didepan masjid. Sedikit arahan  kami disuruh masuk kedalam masjid. Dengan dengunangan dzikir yang tak henti-henti seolah mulut kami tak boleh berhenti melantunkan ucapakan istighfar penebus dosa. Satu persatu  diantara kami di panggil entah apa yang akan dilakukan atau apa yang harus kami lakukan seolah tak terlintas dipikiran ku karena aku tak bisa berfikir dengan rasa ngantuk ini.
            “ dek, ikut saya “ suara itu membangunkan ku dari tidur nyaman ku beberapa detik            yang lalu
            “Kemana kak  tanya ku
            Tanpa jawaban  hanya dengan isyarat untuk mengikutinya, tanpa kurang rasa hormat aku mengikutinya keluar masjid.
            Dua orang bak malaikat maut dengan wajh yang serem memberikan instruksi untuk membasuh wajahku dengan air bunga yang wangi, orang menyebutnya dengan  kemenyan, hanya pesan singkat sebagai salam pembuka
            “ dek kamu jalan terus ikuti lilin dan jangan menengok kebelakang “
            Hanya berbekal keberanian dan  nekat aku berjalan dan berjalan tanpa kuhiraukan apa yang akan terjadi padaku, aku hanya berdoa semoga baik-baik saja .
***
            Entah  dimana kita ini, dikumpulkan dengan berbagai macam suara, dengan mata tertutup sleyer  dan tangan saling menggenggam satu sama lain kami dibaiat hinga resmilah kami masuk dan sah menjadi anggota pergerakan.
            Bukan komunitas, bukan kelompok,  bukan ikatan, tapi pergerakan bergerak sebagai mahasiswa yang selalu digembar-gemborkan dengan agent of change yang sampai sekarang entah kemana agent of change ini. Mahasiswa bukan siswa bukan anak kecil tak tau apa-apa dan tunduk pada otoritas yang membungkam mulut mahasiswa. Saatnya bangkit dengan perubahan-perubahan tak hanya ramai diperbincangkan tanpa bukti nyata. Setidaknya itu kata-kata keren yang kukutip.
            Cium bendera dan tanda tangan banner cukup sudah ritual pembaitan ini, kami berasa lepas dari DJ yang harus kami apeli setiap pagi dan dengan  kata-kata bising yang disertai sumpah serapah  membuat kuping kami panas.
            Kemas-kemas dan pulang serta kasur hangat yang sudah menunggu di petak kamar kos. Jemputan sudah datang mari pulang
***
Rayon Humaniora Park, markas  dengan para pembesar-pembesarnya
Ini kumpul perdana kami, isinya perkenalan dan sharing seasion
            “Perkenalkan saya Ardi ardiantoro, Prodi Ikom  asal Bandung “
Suara salah satu anggota senopati yang kece ini, kemudian tiba giliran ku memperkenalkan diri
             “ saya Vina Vania Prodi Psikologi asal Malang “
            Selesai perkenalan kami dengan kritis dan belajar kritis mengomentari dan berdiskusi menegenai apa saja yang menjadi keganjalan di benak dan  pikiran kami. Begitu kucinta Rayon kecil yang tak bersih ini, keluarga baru yang pas untuk ku.
            “ kamu vani dari malang ya” tanya seorang cowok yang duduk disebelahku
            “Iya vani bisa vina bisa “ jawabku dengan ramah
            “Sahabat2 tolong diisi ya nomor telepon kalian buat bikin grup senopati” ucap salah seorang sahabat yang membatasi perkenalan kami.
***
            Deklarasi sudah,  makrab sudah,  menjadikan hubungan antar anggota senopati saling akrab dan mengenal begitupun dengan ku dan ardi
            Dia cowok yang baik dan perhatian padaku, banyak kisah kami dan kebersamaan kami yang tak mudah dilupakan, karena dia prodi ikom tak jarang dia sering mengajakku hunting berita untuk tugas kompasiananya, meski aku anak psikologi yang disbukkan dengan makul biopsikologi . anak ikom pun banyak mengeluh tugas wajib kompasiannya yang harus tembus 400 poin. Alasan itulah yang membuat ku semakin sering bersama ardi, bahkan mahkluk rayon pun sudah mencuigai gerak-gerik kami bahkan tak jarang mereka bilang kami terlibat cinta lokai. Aku pun terus saja menyangkal dan mengatakan kami hanya sekedar teman baik dan sahabat organisasi
Tapi tak kusangkal bahwa aku  memiliki segenggam harapan untuk celah hatiku
***
Dua bulan kisah pertemanan kami berujung pada pernyataan cinta ardi padaku
Ditaman  yang cukup indah dan dipenuhi bunga dia mengajak ku untuk duduk di kursi taman yang indah, tampat wajah grogi yang sejak tadi juga kurasakan
            “ vin, ada yang ingin kukatakan padamu “ awal pembiacaraan membuka keheningan yang sudah sejak tadi
            “ kamu mau bilang apa di ?” tanyaku balik
            “ aku... aku sayang padamu, bukan sayang yang hanya sekedar teman dan sahabat,            sayang yang ingin kumiliki dirimu”.
 Pernyataan ardi yang kuinginkan selama ini rasanya ingin meloncat kegirangan dan ingin kuteriak kekencang-kencangnya, memang ini yang kumau dari ardi pernyataan cinta, ya status baru buat kami ketika kujawab iya
            “ iya di, aku juga sayang sama kamu “ jawaban yang sama-sama diinginkan dari kedua belah pihak
***
            Dua minggu sudah kami jadi sepasang kekasih, hampir semua orang rayon  dan teman-teman kami tau, kami jadi sering kemana-mana berdua, kegiatan  yang ada ardi akupun ada dan aku selalu asyik dengan ardi hingga aku kadang jarang bergaul dengan teman-teman yang lain.
            Duniaku terlalu asyik dan hanya dipenuhi ardi seakan aku tak bisa tanpa ardi  hingga kulupa apa arti pergerakan yang sungguh syarat makna. Rayon jadi tempat kedua ku bertemu dengan ardi karena dikampus kami sering berbenturan jadwal kuliah yang membuat kami jarang bertemu
            Hinga suatu ketika kulihat ardi berboncengan dengan teman senopati membuat api cemburu yang tak kusangka akan jadi boomerang pada akhirnya.
            “ ardi kamu tadi pergi sama ani kemana ? kenapa kamu gak bilang sama aku ?”
Tanya ku ketika dirayon  sore itu
            “ aku hanya pergi mengantarkan ani untuk membeli perlengkapan rayon “ jawabnya membela diri
            “ aku gak suka kamu boncengan sama cewek lain apalagi gak minta ijin aku “ bantahku dengan nada kesal
            “ udahlah aku gak mau bahas kamu jangan terlalu over kaya gini, Cuma masalah kecil juga “ jawab ardi dengan nada tak kalah kesal dan  ngeloyor pergi begitu saja meninggalkan  vina.
***
            Minggu ketiga hubungan kami semakin memburuk hingga aku malas pergi kerayon, diskusi pun tak pernah ku ikuti hingga muncul penyesalan ikut Pergerakan ini, karena satu alasan yakni rasa cemburu dan kesalku pada ardi yang tak lekas peka. Hari-hariku mulai kacau, pikiran-pikiran buruk mulai menghantuiku
Apa yang dilakukan ardi ? selingkuhkah ?  mesra-mesraan dengan cewek lain kah ?
            Tuhan sudah tak tahan aku terus seperti ini sudah lelah aku tuhan , keluhku pada Tuhaan yang selalu kuadui dengan masalah cinta yang seharusnya malu aku mengatakannya.
            “ tuit-tuit” nada hapeku tiba-tiba berbunyi
            “ sayang, bisa datang ke rayon, please J pesan dari ardi yang sudah 2 hari tak kasih kabar padaku
Dengan malas aku siap-siap dan meluncur ke rayon  tanpa kubalas sms tersebut.
***
            “ aku merasa kita semakin jauh dan kadang bertengkar hanya rasa cemburu diantara           kita, kita jadi lupa apa yang kita inginkan dan tugas kita sebagai anak pergerakan.            Kadang hanya kerena masalah hati, kita gak mau pergi dirayon untuk diskusi atau           followup materi. Kita jadi manusia egois yang hanya ada aku dan kamu, kita lupa          bahwa kita punya keluarga yang harus kita hargai dan cintai keberadaanya, ada rasa      cemburu yang merusak pertemanan dengan yang lain. Aku yakin kamu juga pernah            berfikir begitu, aku sayang sama kamu tapi ternyata aku salah mengartikannya aku terlalu cepat memutuskan untuk ingin memikimu.
            Tanpa kusadar aku banyak kehilangan moment berharga kita, kita terlalu baper dan            terjebak dengan cinta sesaat “. berhenti sejenak
            “ iya aku juga ngerasa begitu tapi tak biasakah kita perbaiki dan pertahanin hubungan        kita ? aku sayang sama kamu, aku gak ingin kehilngan kamu “. Dengan sedikit kecewa vina mengatakan dengan sedikit terbata-bata.
            “ kita akan tetap seperti ini jika kita melanjutkan hubungan kita, kita tak cukup       dewasa untuk membagi waktu kita, organisasi, kuliah dan cinta, tanpa pacaran kita           tetap bisa bersahabat dan berteman baik .” ardi tetap teguh untuk berpisah dalam            tanda kutip “ pacaran “
            “ iya tapi kamu tau rasanya harus  meninggalkan orang yang kita cinta ?” sahut vina yang masih ingin bertahan
            “ ingatkah 2 bulan pertemanan kita yang tak pernah ada cemburu dan sakit hati, kita main, diskusi tanpa ada beban cemburu aku dengan siapa dan kamu dengan siapa , marilah kita bangun persahabatan kita lagi, bukan hal yang salah jika kita punya pacar dalam organisasi tapi lebih baik tak pacaran dulu jika kita belum bisa membagi semuanya “
            “ iya ardi aku mengerti “
            “ putus hanya dalam pacaran kita tapi, persahabatan kita tetaplah abadi, kita sama-sama berproses untuk jadi orang yang berguna dan membanggakan bukan hanya berkutat pada rasa sakit hati karena cemburu, jika jodoh aku akan mencintaimu sepenuh hati dan bukan saat ini waktunya “
            “ iya aku mengerti “ hanya kata sederhana yang mampu  ku ucapkan karena ku tau apa yang diakatakan ardi itu sepenuhnya benar aku  hanya terlalu terbawa  perasaan dan ter;lalu cepat memutuskan , tapi tak ada kata lain yang mampu ku ucapkan karena hatiku terlalu perih.

--END--