Rabu, 30 Maret 2016
1001 Cerita di Jogja
Jogjakarta kota yang istimewa,disini tempat saya mengadu nasib untuk mencari masa depan yang lebih baik.Merantau,ya itulah istilah yang saya jalani saat sekarang ini.Begitu banyak cerita dan kisah suka duka dalam pengembaraan di usia muda ini.Sampai saat ini,saya masih gak yakin kok bisa saya bisa menginjakan kaki di kota pelajar ini.Aneh tapi nyata,mungkin takdir telah digariskan oleh Allah SWT kepada saya.Alhamdulilllah,rasa syukur kepada sang khalik.
Impian hidupku ketika umur 5 tahun ingin menuntut ilmu di Jogja,no 125 dalam target / buku impianku sudah di garis merah dengan stabilo itu.Mempunyai impian setinggi mungkin adalah hak setiap maniusia,termasuk saya pemuda desa.
Walaupun lahir dan dibesarkan dari keluarga yang hidup jauh dari kata cukup,tidak membuat semangat saya semakin surut dan miskin untuk sukses.Sukses dilihat dari seberapa kita usaha dan berdoa dalam mewujudkanya,sukses tidak memandang harta,tahta,maupun keturunan.
Menurut Napoleon Hill Orang sukses mengambil keputusan secara cepat dan mengubahnya pelan - pelan.Sementara orang gagal lambat mengambil keputusan namun seringkali mengubahnya "
Kesuksesan tidak perlu penjelasan,Kegagalan mengizinkan tidak adanya alibi.
Oleh sebab itu jika kita berpikir kita bisa mencapainya,maka kita akan bisa mencapainya.
Salam Anak Muda Indonesia
Jumat, 18 Maret 2016
Contoh Permohonan Beasiswa KEMENAG 2015
PERMOHONAN BEASISWA
MISKIN KEMENAG 2015
|
Kepada :
Yth. Rektor
UIN Sunan Kalijaga
C.q. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama lengkap :
................................................................................
2. Tempat
& Tgl. Lahir : ................................................................................
3. NIM :
................................................................................
4. Fakultas : ................................................................................
5. Jurusan/Prodi : ................................................................................
6. Semester : ................................................................................
7. IPK :
................................................................................
8. Alamat
Asal : ................................................................................
Telp. / HP :
................................................................................
9. Asal
SLTA (Kabupaten) : ................................................................................
10. Jumlah
kiriman per bulan : ................................................................................
11. Penanggung
utama biaya
pendidikan : 1. Ayah
2. Ibu 3.
Saudara/Famili
(lingkari
yang sesuai)
§ Nama : ................................................................................
§ Pekerjaan : ................................................................................
§ Alamat : ................................................................................
dengan ini mengajukan permohonan mendapatkan Beasiswa Miskin Kemenag Tahun 2015 pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Demikian permohonan saya sampaikan, atas perhatian dan
perkenan Bapak diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, ............................2015
Pemohon,
.............................................
NIM. ...........................................
|
KETERANGAN BERKELAKUAN BAIK
Nomor : UIN.02/........................../2015
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas
......................................... dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa
tersebut di bawah ini :
Nama :
...............................................................................................
Tempat & Tgl. Lahir : ...............................................................................................
Nomor Induk Mahasiswa : ...............................................................................................
Fakultas :
...............................................................................................
Jurusan / Prodi : ...............................................................................................
Semester :
...............................................................................................
Alamat di Yogyakarta : ...............................................................................................
...............................................................................................
berdasarkan rekam data/jejak pada
Fakultas, mahasiswa tersebut adalah mahasiswa aktif dan berkelakuan baik; tidak
pernah terkena sanksi tertulis atas pelanggaran SEDANG atau BERAT sesuai dengan
Tata Tertib Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, ........................................2015
a.n. Dekan
Wakil Dekan III
.......................................................
NIP. ..............................................
SURAT PERNYATAAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama :
................................................................................
Tempat & Tgl. Lahir : ................................................................................
Nomor Induk Mahasiswa : ................................................................................
Fakultas :
................................................................................
Jururan / Prodi : ................................................................................
Semester :
................................................................................
Alamat di Yogyakarta : ................................................................................
:
................................................................................
dengan ini menyatakan bahwa :
a. Saya pada saat /
tahun ini tidak sedang atau akan menjadi
penerima beasiswa manapun di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
b. Tidak akan mengambil cuti
akademik pada semester Ganjil Tahun akademik 2015/2016.
c. Jika ternyata
pernyataan saya tersebut tidak benar dan saya menerima beasiswa ganda, dan atau mengambil cuti akademik maka saya sanggup mengembalikan uang beasiswa yang telah saya terima.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, ............................2015
Mhs Pembuat pernyataan,
|
.....................................................
NIM. ........................................
Kamis, 17 Maret 2016
Raja Sana dan Negeri Bara
Sebuah kisah seorang Raja yang hidup di negeri yang
masyarakatnya heterogen dan memiliki karakter yang berbeda - beda.Ke
heterogenan ini menjadikan jiwa semangat membangun negeri secara bersama mulai
di bangun oleh Raja.Rajanya bernama Sana.Raja Sana adalah sosok seorang
panglima yang gagah berani melawan musuh – musuh.
Setelah negeri Bara merdeka dari para penjajah yang telah
memperbudak serta menghancurkan negeri ini.Raja Sana langsung mengatur strategi
untuk menjalankan roda pemerintahan Negeri Sana,sistem serta pola hubungan di
banngun Raja Sana bersama Menteri – Menterinya.Bagaimana seluruh masyarakat
mempunyai jiwa memiliki sebuah NEGERI,yang bernama Negeri Bara.Salah satu yang
selalu ditekankan oleh sang raja adalah pola komunikasi antara Raja dan
rakyatnya.karena pola komunikasi menjadi salah satu program Raja untuk
membangun Negeri Bara.
Setelah 7 tahun Negeri Bara merdeka,keadaan negeri pasang
surut seperti ombak di tepi pantai.Terkadang ombaknya kuat,terkadang ombaknya
pelan dan malahan tidak ada ombak sama sekali.Seperti itulah analogi
kondisional Negeri Bara yang mengalami pasang surut.Namun dari proses pasang
surut seperti itu rakyat Negeri Bara mengalami kemajuan yang signifikan baik
secara kedekatan emosional rakyatnya,jiwa Nasionalisme nya serta komunikasi
diantara rakyat dan Raja Sana.Semuanya hidup makmur dan saling mengayomi satu
sama lain,kebijaksanaan Raja dapat di rasakan oleh rakyatnya dengan segala
aturan – aturan yang mengedepankan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi.
Namun dari 881.000.000 rakyat Negeri Sana,masih ada yang
belum merasakan kesejahteraan dari
Negara Bara.Entah rakyat yang tertutup dengan sang Raja,atau merasa malu dengan
Sang Raja.Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat,Raja Sana langsung
menemui dan berkomunikasi dengan rakyat yang belum merasakan kemerdekan,yang
biasanya membuat oposisi terhadap Pemerintah dan merasa di kucilkan oleh
Negeri.Raja terus berusaha untuk memakmurkan seluruh masyarakatnya,agar
881.000.000 rakyatnya sejahtera.Raja tidak berharap banyak dari
rakyatnya,walaupun ada yang tidak menyukai leadership dari Raja Sana.Namun Raja
tetap bijaksana dan menyambung silaurahmi dengan masyarakatnya,baik melalui
tatap muka,BBM an,Whatsapp dan mengirimkan Pesan kepada seluruh Rakyatnya.
Bersambung . . .
Kamis, 10 Maret 2016
Review jurnal analisis sosial bab “renegosiasi citra lokal: potret transformasi masyarakat desa hutan”
Potret transformasi masyarakat desa hutan
Citra lokal
dengan segenap retorikanya kini bukan lagi menjadi monopoli kaum pemerhati
wisata lingkungan dan budaya, akan tetapi juga menjadi isu penting segenap
kalangan. Tasaday pernah mejadi perbincangan di tahun 70 an, bermula dari
pemberitaan media massa yang menyebut bahwa mereka adalah manusia primitif yang
arif. Mereka hidup di wilayah filipina bagian sellatan. Manuel Elizade
merupakan direksi komisi khusus presiden untuk golongan minoritas. Bahkan orang
orang Tasaday menjulikinya sebagai “dewa”.
Pada
sekitar tahun 80 an terjadi perubahan politik di Filipina, presiden Marcos dan
para pembantunya termasuk Elizade dipaksa untukmeninggalkan negrinya. Pada saat itulah para wartawan
kembali mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya dengan kaum Tasaday. Mereka kembali
memasuku wilayah yang sebelumnya oleh pemerintahan Marcos dinyatkan
tertutup untuk orang luar. Kasus yang
hampir sama juga pernah terjadi di tahun 90 an. Ketika media massa ramai
menyiarkan berita mengenai orang Penan, masyarakat desa hutan di serawak,
Malaysia yang melakukan protes menentang kebijakan hutan yang disponsori
pemerintah. Pada masa itu, protes yang sama juga dilakukan oleh kalangan media
massa setempat serta aktivis lokal, dari tingkat desa hingga nasional.
Pada
akhir dasawarsa 90an gerakan apresiasi masyarakat local mulai mencapai
puncaknya, gerakan tersebut mulai memperoleh pengakuan dari segenap forum
internasional yang cukup bergengsi. Salah satunya ialah KTT bumi, deklarasi rio
merupakan produk dari KTT bumi yang menyatakan bahwa masyarakat internasional
harus memperhatikan dan mengakui keberadaan masyarakat lokal.
Transformasi masyarakat desa hutan
Masyarakat
pedalaman dimana masyarakat desahutan termasuk di dalamnya, sering dipandang
sebagai masyarakat yang bodoh yang mempertahankan cara hiadup tradisional.
Dalam konteks indonesia, bagi kalangan pengusaha swasta hutan di daerah
pedalaman merupakan sumber daya yang dapt dimanfaatkan untuk perluasan kegiatan
komersialisasi dibidang pertanian maupun ekonomi berskala besar. Namun bagi
kalangan aktivis antropologi, ekologi dan pegiat sosial ini menjadi kepentingan
bersama-sama antara mereka dan masyarakat pedalaman itu sendiri untuk
memelihara dan menjaga tradisi yang unik denagan cara membantu dan
mengembangkan sumber daya yang ada disekitaranya secara optimal. Sementara itu
bagi kalangan ahli lingkungan, prioritas utama mereka ialah bagaiamana cara
mempertahankan keanekaragaman hayati dan upaya konservasi.
Kepentingan-kepentingan
yang berbeda inilah yang dapat menyebabkan adanya tekanan terhadap masyarakat
dalam mengahadapi persoalan tersebut, yang mau tidk mau harus diatasi dalam
praktik kehidupan sehari hari.
Dalam
kasus daerah pedalaman yang ada di indonesia, perhatian yang ampuh terhadap
sejarah regional akan dapat mengungkapkan bahwa interaksi yang berlangsung
lama, dengan program pemerintah, serta dengan pasaran nasional dan
internasional sangat penting untuk pembentukan ulang kebudayaan.
Perubahan
politik dan dinamika ekonomi yang terjadi di indonesia pun juga sulit dirasakan
masyarakat lokal baik pada ranah negosiasi maupun resistensi yang membawa
konsekuensi pada pergeseran makna yang dipahami akan komunitas dan identitas
baru, keinginan dan aspirasi baru, dan gambaran baru mengenai masa depan.
Tetapi justru hal inilah yang seharusnya kita atasi sebagai solusi dimana kita
berpijak sebagai manusia yang berteman denagn mereka semua. Agar permasalahan
yang terjadi dapat dengan jelas kita amati.
Rabu, 09 Maret 2016
Pelatihan Fotografi Jurnalistik di 0 KM Malioboro
Yogyakarta,9 Maret 2016 - Jam menunjukan pukul 09.00 WIB,hari ini ada agenda pelatihan
Fotografi jurnalistik di 0 km Malioboro Jogja dan Benteng Vrandeburg.Kegiatan
ini adalah bagian dari program Badan Semi Otonom Rayon ( BSOR ) Human Literacy
Pergerakan Mahasiswa Iskam Indonesia ( PMII ) Rayon Humaniora Park Komisariat
Pondok Sahabat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.BSOR HL yang di kepalai oleh
sahabat Muamar ( Korp Hanoman ) mempunyai tujuan agar kader PMII Rayon
Humaniora Park mengenal apa itu Fotografi Jurnalistik.
Setelah semua kader berkumpul di Rayon Humaniora
Park,semuanya bersiap – siap untuk berangkat menuju 0 Km Malioboro.Pada
pelatihan kali ini antusias dari sahabat – sahabati sangat tinggi,namun ada
beberapa sahabat dari Korp Senopati ( 15 ) yang nggak bisa ikut karna ada
agenda dan kesibukan masing2.
Jam 10.00 WIB rombongan berangkat menuju TKP.Sebanyak 12
Sahabat / i diantaranya,Sahabat Amar,sahabat Lutfan,Sahabat Taufik,Sahabat
Robi,Sahabat Minha,Sahabat Leli,Sahabat Arif,Sahabat Candra,Sahabat Mail,Sahabat
Eha,Sahabat Isti, dan Sahabat Mirna.Semuanya menikmati perjalanan menuju tujuan
yang telah ditetapkan.Menikmati kebisingan dan macetnya Jogja disiang hari
membuat perjalanan bearti dengan segala canda dan tawa dengan sahabat/i.
Akhirnya kami sampai di benteng Vrandeburg dan langsung
memarkirkan motor dengan rapi.Rombongan yang dipimpin oleh sahabat Amar
langsung mencari tempat untuk diskusi materi Fotografi Jurnalistik.Setelah
berkeliling kesana kemari,tidak ada satupun tempat yang nyaman untuk
diskusi.Niatnya mencari tempat yang gratis,biar gak bayar.Hahaha.Kalau masuk ke
benteng kan bayar juga,bagus juga trik dari pimpinan ini.Setelah berputar
kesana kesini,alhasil tempat yang di cari tidak di temukan.Dan akhirnya
keputusannya kita masuk ke Benteng dan langsung membeli tiket untuk masuk
kedalamnya,hahaha.Setelah itu rombongan langsung mencari lokasi yang nyenyak
dan nyaman untuk menyampaikan materi.Suasana jogja yang panas langsung terasa
sejuk ketika berada di Sobiang museum.wkwkwk
Semua peserta dari Korp Hanoman ( 2013 ) dan Korp Senopati (
2015 ) langsung memulai diskusi tentang Fotografi Jurnalistik yang di pantik
Oleh Sahabat Robi dari Korp Hanoman.Setelah semua materi dan konsep Fotografi
dan jurnalistik dipaparkan,termasuk tentang operasional kamera dalam
memoteret.Lalu pengurus yang dalam ini Sahabat Amar membagi menjadi 2
Kelompok.Kelompok 1 itu Sahabat Arif,Mirna,dan Eha.Untuk kelompok kedua sahabat
mail,candra dan isti.Tugas masing2 kelompok adalah memotret gambar tentang
Fotografi Jurnalistik yang ada di sepanjang kawasan Malioboro Jogjakarta.
Setelah pembagian kelompok,semuanya bergegas untuk mencari
moment atau gambar yang sesuai dengan pola Fotografi Jurnalistik.Kelompok 1
yang di kepalai oleh Sahabat Arif Mansyah dan kelompok 2 di kepalai oleh mail
bergegas untuk menyelasaikan tugas dari pemantik tadi.Semuanya berpencar
mencari picture dengan kamera yang telah di berikan oleh pengurus.
Jam menunjukan pukul 13.00 WIB,Semua kelompok kembali
berkumpul dan saling sharing terhadap hasil yang di temukan di lapangan.Karena kurang
kondusif obrolan dilanjutkan di warung kopi,KULI KOPI.Masing2 anggota
menjabarkan hasil jepretanya dan pemantik menilai hasil dari jepretan
tersebut.Sungguh pengembaraan yang memuaskan dan mendapatkan ilmu yang baru
tentang Fotografi Jurnalistik.
Fotografi jurnalistik adalah bagian dari dunia jurnalistik
yang menggunakan bahasa visual untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas
dan tetap terikat kode etik jurnalistik.Foto jurnalistik bukan sekedar jepret2
semata.Ada etika yang selalu dijunjung tinggi,ada pesan dan berita yang ingin
di sampaikan dan ada momentum yang harus di tampilkan dalam sebuah frame.Hal yang
penting dalam fotografi jurnalistik adalah nilai2 kejujuran yang selalu
didasarkan pada fakta obyektif semata
Terima kasih kepada pengurus BSOR HL PMIIRayon Humaniora Park
UIN Sunan Kalijaga
Selasa, 08 Maret 2016
Payung Hitam
“He
bodoh jangan berdiri disitu kau menghalangi mataku” teriak seorang laki-laki
bertopi pada kakek tua yang jalanya tergopoh.
“
he kau tuli apa pura-pura tuli pergi sana, udah tua bau lagi, mengganggu
pemandangan saja “ terus saja kalimat kalimat tak sopan keluar dari mulut
lelaki tak tau sopan-santun itu.
Beberapa
saat setelah laki-laki tua itu dengan susah payah pergi, dia pun melanjutkan
tidur dan tak memperdulikan panggilan sang Pencipta yang sudah sejak tadi
mengisyaratkan untuk segera bangun untuk menunaikan kewajiban.
***
“darimana
saja kamu nak kenapa baru pulang pagi-pagi begini ?” Tanya seorang ibu paruh
baya dan begitu lembut perangainya serta cantik wajahnya, selalu ada senyum
manis yang terpasang dibibir indahnya, tetapi Nampak kesedihan yang hanya
terpendam.
“
sudahlah aku ngantuk, aku mau tidur “ begitu saja jawabannya tanpa ia pedulikan
ibunya yang dengan cemas menunggunya.
“Ibu
sudah masak, jangan lupa makan. Ibu pergi dulu “ dengan sedikit pesan singkat
sang ibupun segera meninggalkan rumah dengan sedan putih miliknya.
***
Suara
keras layaknya konser Avenged, memenuhi runag kamar andika, sudah menjadi
ritual paginya, setiap pukul 10.00 ia bangun dari tidurnya dan mulai lah konser
yang tak tau apakah ia tidak merasa bising dengan suara yang benar-benar
membuat telinga sakit.
Tak
ada kegiatan positif yang ia lakukan setiap harinya, hanya tidur dan
mabuk-mabukan setiap malam. Tak pernah ia pedulikan keadaan ibunya yang
senantiasa rindu dengan Dika sang pangeran kecilnya dulu.
Beruntung
ia lahir di keluarga yang mampu sehingga sampai matipun ia masih bisa bertahan
dengan harta hasil kerja keras ibunya.
Entah
apa yang dibenak andika menjalani hidup yang sama sekali tak membahagiakan dan
hanya mengundang tangis setiap sujud sholat ibunya.
***
“
Nit, apa tak sebaiknya segera dilakukan tindakan serius dan segera ceritakan
ini pada anakmu “ Tanya seorang laki-laki paruh baya tersebut.
“
beri saya waktu lagi don, aku belum bisa meninggalkan pekerjaan ini, anakku
belum cukup dewasa untuk aku amanahkan” pintanya
“
tapi Nita, bagaimana jika terus ditunda akan semakin memburuk keadaanmu” jelas
si dokter untuk segera melakukan perawatan lebih intensif pada pasien
didepanya.
Memang
dokter ini terlihat lebih care pada si ibu cantik ini, karena kebetulan mereka
sahabat sejak dari smp hingga sekarang hubungan mereka selalu baik meski sudah
berkeluarga masing-masing.
“sudahlah
Nit, tak usah kau ambil pusing dengan kelakuan anakmu itu, dia sudah tak ada
gunanya lagi, begitu acuh dia padamu, aku tau memang ia anakmu tapi tak bisakah
kali ini kau percaya padaku, segera lakukan pengobatan “ tambah sang dokter
yang terus membujuk
“
tak pantas kau katakan begitu padaku tentang hal-hal mengenai anakku” pembelaan
yang tak pernah lelah ia ucapkan ketika ada perbincangan buruk mengenai anaknya
“
maaf nit, bukan maksudku menyinggung perasaanmu, tapi anakmu sekarang bukan
Dika pangeran kecilmu yang dulu begitu penurut dan lucu “ tambah sang dokter.
“
sudahlah ini obat yang harus kutebus kan, aku pergi dulu berikan obat ini
setiap aku dating kesini tak usah kau bicarkan hal-hal yang tidak-tidak.”
Sambil mengambil resep ibu canti ini pun meninggalkan ruangan dokter dan tak
menghiraukan wajah sahabatnya yang ingin terus membujuknya.”
***
“
aduh, @#$%& mata kamu dimana sih ? jalan tak lihat-lihat” umpat serta
kata-kata kotor tak tersaring keluar dari mulut Dika
“
kamu mabuk ya, dasar cowok gak jelas, untung mabuk kalau nggak udah tak gampar
tu mulut “ jawab sang cewek dengan nada kesal.
Karena
tau cowok yang dihadapanya sedang tidak pada kondisi normal ia langsung pergi
dan tak memperdulikan sang cowok. Tapi entah sudah beberapa meter langkahnya
kembali ia menengok kebelakang, melihat cowok mabuk itu sudah terkapar
dipinggir jalan dan menjadi tontonan orang-orang yang wira-wiri disekitar
trotoar.
Entah,
hidayah apa yang membuat cewek cantik ini berbalik dan memapah cowok yang sudah
mengata-ngatain serta membawa kerumah kecil yang sudah ia kontrak sejak 2 bulan
lalu.
“
heh kamu siapa? Apa yang kau lakukan padaku? Dimana dompet dan ponselku? Siapa
kamu sebenarnya? Da ..” belum selesai berucap sukses kain lap menyumpal
mulutnya
“
kamu itu manusia tak punya sopan santun dan tak tau terimakasih, sudah ditolong
dijalan masih saja mengomel, Dasar !!!” balas sang cewek
“
kamu belum jawab pertanyaanku” sambil mengeluarkan sumpalan dimulutnya
“
sudahlah kamu sungguh tak berguna, jika aku ibumu sudah kubuang kau dilaut Arafuru, tubuh gagah uang banyak hanya untuk
hidup tak berguna sudahlah mati saja kamu, terlalu mengotori dunia” sahut sang
cewek dengan nada tampak kesal, karena ia tahu apa yang ia lihat dicowok itu
sungguh sayang jika hidupnya hanya disia-siakan.
Lusia
cewek, cewek 19 tahun dengan rambut diikat setiap harinya, ia selalu berjuang
untuk hidupnya, ingin ia lanjutkan kuliah jika biaya mampu menopang hidupnya,
cewek sebatang kara yang ditinggal mati ibu dan ayahnya 1 tahun lalu.
“
sudah aku pulang, terimakasih “ entah bisikan dari mana Dika bias mengatakan
kata-kata langka yang bisa keluar dari mulutnya.
“
baiklah, ingat pesan satu ku ini, pulanglah makan dan hiduplah dengan baik
hidup cukup berharga untuk kau habiskan hanya mabuk-mabukan setiap hari, kau juga
beruntung memiliki ibu dan ayah yang mau membiayai hidup kelammu “ pesan
singkat yang sungguh mengena tepat dihati dika, entah seperti lonceng imlek
membuat batinya seketika bergetar.
“
kau terlalu sok tau menghakimi orang lain, siapa bilang aku punya orang tua ?”
bantah Dika
“
aku yakin kau hidup dan makan dari uang hasil belas kasian dari orang tuamu,
karena laki-laki seperti dirimu tak mampu menghasilkan se sen pun “ balas Lusia
yang tak kalah argument
“
memang kau tak hidup dari mengemis uang orang tuamu ? hah ?” balas Dika tak mau
kalah
“
jaga ucapanmu, jangan sok tau, orang tua ku sudah meninggal dalam kecelakaan 1
tahun lalu, dan sudah 1 tahun ini aku berjuang mempertahankan hidupku, dan
cita-cita kuliah pun harus kukubur dalam-dalam.” Sanggah Lusia
Seolah
mulut Dika terkunci dan tak mampu berkata-kata lagi, ia nyatakan dalam hati
kekalahanya melawan cewek tangguh secara fisik dan batin.
“
ah sudahlah aku pergi “ dika pun ngeloyor dengan rasa sedikit penyesalan.
Sedikit
ada air mata jatuh, selepas mengatakan hal tersebut pada Dika. Teringat
peristiwa 1 tahun lalu kecelakan maut yang merenggut nyawa kedua orang tuanya
ketika perjalanan hendak menunaikan ibadah haji, berita TV yang kala itu
menyiarkan jatuhnya pesawat Lion Air dengan penupang 120 orang termasuk ayah
dan ibunya, ketika berita itu dating, tak kuasa Lusia menahan tangis, rasa
sesak menghujam batinya.
“
peristiwa itu sudah 1 tahun lalu, bukan waktunya berlarut-larut dalam
kesedihan, mari bangkit dan bekerja Lusia” semangat untuk dirinya segera
bangkit dari kasur dan melanjutkan pekerjaanya sebagai deliver makanan.
***
Rumah
itu tampak sepi, biasanya sudah ada makanan yang tersedia dan salam hangat
setiap pagi dari sang ibu yang selalu menanyakan kepergiaanya, tapi pagi ini
Nampak sepi seperti rumah tak bertuan.
“
Mah, mamah ?” kata yang sunguh ibunya rindukan selama 1 tahun terakhir yang tak
pernah Dika ucapkan. Tapi sayang kata itu tak sampai pada Ibunya dan taka ada
jawaban dari seisi rumah.
Dilihatnya
kamar ibunya yang sudah satu tahun tak pernah ia sambangi, biasanya ada ayah
dan ibunya serta ia bercengkara dan bercerita tentang segala hal, Dika yang
manja dan tak jarang ingin tidur bertiga bersama orang tuanya, kala itu usianya
memasuki 18 tahun, meja itu tertulis * selamat ulang tahun dika sayang _Papa
Mama menyayangimu* serta kado yang tak terbungkus sebuah motor ninja yang
diimpikannya.
“tulit-tulit”
bunyi hape terdengar nyaring dikantong dan membuyarkan nostalgia lamanya, yang
diam-diam ia rindukan.
“
halo nak Dika, bisa datang ke RS Panti Rapih ?” suara terdengar diseberang sana
seolah
seperti petir yang menyambar disiang hari, pikirannya mulai kalut dan perasaan
yang tidak mengahantui pikirannya.
“i-i-ini
siapa ? apa yang terjadi “ dengan suara terbata-bata Dika mengklarifikasi
“
ibu kamu masuk UGD, segera kesini” tiba-tiba sambungan telepon itu terputus
“Apa-apa
yang terjadi pada ibuku, apa mah mah mamah gak kenapa-kenapa kan,” batinya
menyeruak dengan pertanyaan khawatir
“
mah….” Suara lirih yang seolah tersendat teringat perlakuan selama setaun ini,
sikap dingin dan acuhnya pada ibu yang tak pernah lelah mengingatkan dan
menyapa serta menunggunya setiap pagi, rekening yang selalu tak kekurangan
padahal uang yang Dika gunakan hanya mabuk-mabukan, tapi sang mamah bahkan tak
peduli pada lelah yang menyiksa ia tetap teguh bekerja.
***
“
dimana ruang ibu Nita Hermawati ?” Tanya dika pada seorang perawat
“
sebentar mas saya cek,” jawab sang perawat
“
Ibu Nita Hermawati, masih di UGD mas, dari sini lurus saja, kemudian kekanan”
jelas perawat.
Tanpa
ucapan makasih Dika pun berlari segera ingin ia lihat wajah ibunya, sampailah
ke UGD, tapi ia tak diperbolehkan masuk, Nampak selang-selang dan kabel-kabel
terpasang memenuhi tubuh ibunya, pertanyaan pun silih berganti memenuhi
pikirannya, sebenarnya apa yang terjadi pada ibunya.
“
Dika, bisa ikut keruang saya” suara dokter Doni membuyarkan lamunan Dika
Tanpa
protes Dika turut mengikuti langkah sang dokter menuju ruang kerja dan
dipersilahkan duduk ditempat biasanya mamanya duduk.
“
ini lihat nak Dika” sambil memperlihatkan hasil ronsen yang yang ia yakin Dika
tak cukup paham
“
apa itu dok, sebenarnya mamah saya kenapa ?” Tanya Dika yang suadah tak paham
dengan semua ini
“
sebenarnya, ibumu sudah menderita kanker serviks, memang sudah sejak lama sudah
aku sarankan untuk berhenti bekerja dan melakukan kemoterapi agar sel kanker
tak menjalar ke tubuh ibumu, tapi alasan ibumu selalu sama, bahwa ia belum bias
meninggalkan beban padamu ia bahkan sudah menabung untuk hidupmu, tak pernah
sedikitpun ibumu mengeluh” penjelasan dokter yang membuat Dika tak kuasa
menahan air matanya
“
biip – biip”, tombol bantuan dimeja dikter doni berbunyi dan bunyi itu berasal
dari ruang UGD tempat dimana mamah Dika sedang dirawat
“
ayo dika segera ke tempat ibumu “
\”
ada apa dok, kenapa ibu saya ?” Tanya Dika
“
dok, bu Nita sudah tak bias di tolong, semua alat ini tak mampu memacu jantung
ibu Nita “ kata sang perawat
Dengan
cekatan dokter doni berusaha dengan semampunya untuk mengembalika detak jantung
mamah cantik Dika, segala alat telah ia pasangkan tapi apalah daya Tuhan sudah
berkata “ Mamah Nita ayo pulang, waktumu sudah habis “
Dengan cemas Dika menunggu diluar dan
berharap ibunya baik-baik saja, bahkan ia berjanji, akan ia perbaiki hidupnya
dan akan ia cintai sepenuh hati ibunya.
Tapi janji-jani dan harapan itu hanya
sekedar khayalan kosong
“
Dika, masuklah” suara dokter mengisyaratkan bahwa ruang UGD boleh ia masuki
“
dok, dokter dokter, kenapa mamah saya siam saja, kenapa alat-alat ini dilepas,
dokter pasang lagi, pasang lagi mamahku tak bias napas nanti, ayo dokter kenapa
diam saja.” Suara dika dengan air mata yang deras mengalir dipipnya
“ Dika, ibumu sudah bahagia,
ikhlaskan ibumu, kami sudah berusaha tapi Tuhan punya rencana lain, jangan kau
kecewakan ibumu dengan segala pengorbanannya “ dengan memeluk dika sang dokter
ikut menenangkan padahal dirinya juga merasa sangat terpukul dengan kepergian
sang sahabat kecilnya.
***
Rumah
penuh kenangan ini terasa kosong dan hampa, bagaikan dunia sudah kiamat, tak
ada lagi cahaya cinta, kasiih sayang benar-benar sirna hanya tangisan dan rasa
sesal yang terus menyesaki dada Dika betapapun tidak teringat perjuangan ibunya
yang tanpa lelah terus dan terus mencintai Dika dengan segala kejelekan yang
dika perbuat,
Tanah
ini begitu lembut dan hangat, bahkan bumi ini begitu hangat memeluk jasad mamah
cantik, tangis tinggalah tangis sesal tinggalah sesal, tak ada yang bias dika
lakukan selain hanya terus menangis dan meratapi kepergian ibunya paying hitam
yang memenuhi tanah penah pemakaman.
***
Dikursi
panjang dihampiri sang dokter, memang sejak kemarin Dika tak makan sesuap nasi,
matanya begitu sembab, tubunhya layu bak tanaman yang akan mati, tatapannya
kosong hatinya remuk,
“
Dika makanlah, jangan ka uterus ratapi kepergian ibumu, jangan kau buat ibumu
semakin sedih” alus kata dokter memeluk
“
Dok, kenapa ada anak taka berguna ini, dibiarkan Tuhan hidup dan membebani malaikat
seperti mamahku ?” sesal dika kembali air matanya menetes
“
sekalipun dunia ini membencimu, dan semua orang mengutuk mu, hanya ibumu yang
tak pernah takut membelamu dan membenarkan kesalahanmu, itulah cinta tulus
seorang ibu” Kalimat dokter menenangkan
Dengan
menyodorkan bingkisan kecil, dokter memberikannya pada Dika, Nampak seperti
kado terbungkus rapi,
“
ini, pesan terakhir yang ibumu titipkan padaku, kuharap kau bias mengerti
dengan cinta ibumu yang tak pernah ternoda” sembari menyerahkan bingkisan sang
dokterpun pergi member waktu pada Dika untuk sekilas kotak waktu dengan mamah
cantik.
Dibukanya
kotak berwana biru, air matanya kembali menetes melihat kaos jersy bertuliskan,
“ pangeran ganteng kapan nonton bola bareng lagi, nanti mamah deh yang masakin”
terisak ia rengkuh dan ciumi jersy olahraga pemberian mamahnya
Ia
temukan sepucuk surat dengan kertas putih dan bersih bertuliskan untuk pangeran
kecilku Andika Atmaja.
Andika sayang
Mamah minta maaf jika karena memaksa papahmu pergi,
menjadi sebab kecelakaan papahmu, tapi asal kau tau nak, mamah menyuruh papa
kala itu hanya untuk membeli jersy ini, kau ingat ada pertandingan sepak bola
favorit mu n papahmu, dan bertepatan juga dengan hari ulang tahunmu, tapi jika
kau menganggap mamah yang menjadikan penyebab papah meninggal, mamah minta
maaf, mamah menebus kesalahan mamah untuk terus hidup bersamamu dan bekerja
keras agar kau tak kekurangan apapun saat mamah pergi, mamah tadi periksa kata
dokter Doni kanker mamah sudah menyebar tapi anehnya tak pernah sakit Karena
ada pangeran kecil yang selalu jadi semangat mamah, tenang nak mamah tak pernah
ingin meninggalkanmu tanpa tanggung jawab, tabungan mamah sudah cukup untuk
kamu hidup tapi jika boleh mamah minta jangan kau rusak dirimu dengan amarahmu
jangan kau sakiti ya nak, mamah tak ingin kau mersakan apa yang mamah rasakan,
meskipun satu tahun membuatmu tak cukup memaafkan mamah, tapi mamah senang kau
masih kembali kerumah dan makan masakan mamah, tak sia-sia deh mamah masak,
hehehee
Nak jadilah anak yang hebat, maaf menuntutmu sedikit
tapi nak kamu tau tidak kenapa selalu mamah kunci kamar setiap malam, karena
mamah selalu menangis dihadapa-Nya ketika mengingat dan mendoakan kamu dan papahmu,
agar senantiasa bahagia. Satu hal yang tak pernah mamah lupa ketika kamu dan
papahmu menonton bola dan goal tawa kalian mengobati seluruh luka mamah,
meskipun mamah tak suka bola selau mamah sempatkan nonton hingga larut malam, bersama
kalian mamah rindu kalian
Nak jaga diri baik-baik mamah sayang kamu
Mamah Dika
Sayang
terindah
Hanya
terengkuh jatuh tanpa daya, penyesalan demi penyesalan datang tanpa ampun, tapi
nasi sudah menjadi bubur tak ada gunanya menyesali, tetapi bubur ini jauh lebih
enak jika ditambah kari, ayam, sayur dan kerupuk.
Mungkin
dika tak mampu memeluk ibunya, tapi lantunan doa disetiap malam sudah cukup
menjadi penghubung rindu.
--END-
Baper
“Ada yang mau
aku omongin sama kamu” sambil duduk dan menatap
wajah wanita didepannya.
“ kamu mau
ngomong apa kayak serius banget ? “ menyusul duduk disampingnya
“ ada hal
aneh gak ? atau kamu ngerasa bosan gak ?” dengan nada sedikit keraguan si cowok terus ingin melanjutkan percakapan.
“ kamu kok
tiba-tiba aneh si dan kamu kok tanya nya gitu ?” si cewek mulai bingung dengan
tingkah si cowok dengan segala pertanyaan yang seakan ada petir didalam hatinya
*Apa yang sebenerrya
mau dia omongin si ? kenapa tiba-tiba
ada perasaan sedih dan takut*
batinnya yang tak terdengar ditelinga dan tak sampai menyentuh batin
sicowok.
“ aku .... “
kata-katanya
mulai terbata-bata seolah olah tak mampu harus mengatakan kata pedih dan menyesakkan batin itu
“ aku tau
kegundahan yang kamu rasakan , aku tahu apa yang yang ingin kamu katakan “. Bak seorang peramal sicewek dengan tepat membidik
jawaban itu .
“ bukan alasan
tak cinta atau bahkan ada cewek lain
yang singgah dihatiku “ seolah takut melukai hatinya sicowok pun dengan
kata-kata lirih membuat pembelaan.
Tak mampu
menahan tangis, air mata itu memaksa jatuh dipipi putihnya, sambil menahan
perih yang bak hati yang teriris pilu.
“ sayang ,sungguh bukan maksud ku melukai hatimu atau
bahkan membuat mu menangis seperti ini, aku
sungguh menyanyangimu dan mencintaimu “
“ tapi ...”
sambung sicewek seolah dia tau ada makna dibalik kata sayang dan cinta
*Tuhan
apa aku mampu mengatakan kata-kata perih yang sungguh
melukai batin kami*
seolah berpikir ulang apakah ia akan meneruskan kata-katanya
atau akan menghentikan dan menggantung begitu saja.
“ jawab ardi jangan hanya diam
saja “ perkataan si cewek yang yang seolah membuyarkan lamunan bening
ardi.
***
Lamat-lamat terdengar suara yang tak terlalu
jelas ditelinga mata ngantuk dan lelah yang menyelimuti membuat mata enggan
melihat alam sekitar.
“ ayo bangun,
ayo pada bangun cepet ayo “ suara cewek seorang PJ kamar
Seolah tak mengerti keadaan, kenapa
selarut ini harus membangunkan orang yang asyik dengan mimpi-mimpinya
Dengan mata yang
masih enggan terbuka, dan udara dingin
yang menusuk tulang, kami harus keluar dan berkumpul didepan masjid. Sedikit arahan kami disuruh masuk kedalam masjid. Dengan
dengunangan dzikir yang tak henti-henti seolah mulut kami tak boleh berhenti
melantunkan ucapakan istighfar penebus dosa. Satu persatu diantara kami di panggil entah apa yang akan
dilakukan atau apa yang harus kami lakukan seolah tak terlintas dipikiran ku
karena aku tak bisa berfikir dengan rasa ngantuk ini.
“ dek, ikut saya
“ suara itu membangunkan ku dari tidur nyaman ku beberapa detik yang lalu
“Kemana kak “ tanya ku
Tanpa jawaban hanya dengan isyarat untuk mengikutinya, tanpa
kurang rasa hormat aku mengikutinya keluar masjid.
Dua orang bak
malaikat maut dengan wajh yang serem memberikan instruksi untuk membasuh
wajahku dengan air bunga yang wangi, orang menyebutnya dengan kemenyan, hanya pesan
singkat sebagai salam pembuka
“ dek kamu jalan
terus ikuti lilin dan jangan menengok kebelakang “
Hanya berbekal
keberanian dan nekat aku
berjalan dan berjalan tanpa kuhiraukan apa yang akan terjadi padaku, aku hanya
berdoa semoga baik-baik saja .
***
Entah dimana kita ini, dikumpulkan dengan berbagai
macam suara, dengan mata tertutup sleyer dan tangan saling menggenggam satu sama lain kami
dibaiat hinga resmilah kami masuk dan sah menjadi anggota pergerakan.
Bukan komunitas,
bukan kelompok, bukan ikatan,
tapi pergerakan bergerak sebagai mahasiswa yang selalu digembar-gemborkan
dengan agent of change yang sampai sekarang entah kemana agent of change ini. Mahasiswa bukan siswa bukan anak kecil tak tau
apa-apa dan tunduk pada otoritas yang membungkam mulut mahasiswa. Saatnya
bangkit dengan perubahan-perubahan tak hanya ramai diperbincangkan tanpa bukti
nyata. Setidaknya itu kata-kata keren yang kukutip.
Cium bendera dan
tanda tangan banner cukup sudah ritual pembaitan ini, kami berasa lepas dari DJ
yang harus kami apeli setiap pagi dan dengan
kata-kata bising yang disertai sumpah serapah membuat kuping kami panas.
Kemas-kemas dan
pulang serta kasur hangat yang sudah menunggu di petak kamar kos. Jemputan
sudah datang mari pulang
***
Rayon Humaniora Park, markas dengan para pembesar-pembesarnya
Ini kumpul perdana kami, isinya
perkenalan dan sharing seasion
“Perkenalkan
saya Ardi ardiantoro, Prodi Ikom asal
Bandung “
Suara salah satu anggota senopati yang
kece ini, kemudian tiba giliran ku memperkenalkan diri
“ saya Vina Vania Prodi Psikologi asal Malang
“
Selesai
perkenalan kami dengan kritis dan belajar kritis mengomentari dan berdiskusi
menegenai apa saja yang menjadi keganjalan di benak dan pikiran kami. Begitu kucinta
Rayon kecil yang tak bersih ini, keluarga baru yang pas untuk ku.
“ kamu vani dari
malang ya” tanya seorang cowok yang duduk disebelahku
“Iya vani bisa
vina bisa “ jawabku dengan ramah
“Sahabat2 tolong
diisi ya nomor telepon kalian buat bikin grup senopati” ucap salah seorang
sahabat yang membatasi perkenalan kami.
***
Deklarasi sudah, makrab sudah, menjadikan
hubungan antar anggota senopati saling akrab dan mengenal begitupun dengan ku
dan ardi
Dia cowok yang
baik dan perhatian padaku, banyak
kisah kami dan kebersamaan kami yang tak mudah dilupakan, karena dia prodi ikom
tak jarang dia sering mengajakku hunting berita untuk tugas kompasiananya,
meski aku anak psikologi yang disbukkan dengan makul biopsikologi . anak ikom
pun banyak mengeluh tugas wajib kompasiannya yang harus tembus 400 poin. Alasan
itulah yang membuat ku semakin sering bersama ardi, bahkan mahkluk rayon pun
sudah mencuigai gerak-gerik kami bahkan tak jarang mereka bilang kami terlibat
cinta lokai. Aku pun terus saja menyangkal dan mengatakan kami hanya sekedar
teman baik dan sahabat organisasi
Tapi tak kusangkal bahwa aku
memiliki segenggam harapan untuk celah hatiku
***
Dua bulan kisah pertemanan kami berujung
pada pernyataan cinta ardi padaku
Ditaman yang cukup indah dan dipenuhi bunga dia
mengajak ku untuk duduk di kursi taman yang indah, tampat wajah grogi yang
sejak tadi juga kurasakan
“ vin, ada yang
ingin kukatakan padamu “ awal pembiacaraan membuka keheningan yang sudah sejak
tadi
“ kamu mau
bilang apa di ?” tanyaku balik
“ aku... aku
sayang padamu, bukan sayang yang hanya sekedar teman dan sahabat, sayang yang
ingin kumiliki dirimu”.
Pernyataan ardi
yang kuinginkan selama ini rasanya ingin meloncat kegirangan dan ingin kuteriak
kekencang-kencangnya, memang ini yang kumau dari ardi pernyataan cinta, ya status baru buat kami ketika kujawab iya
“ iya di, aku
juga sayang sama kamu “ jawaban yang sama-sama diinginkan dari kedua belah
pihak
***
Dua minggu sudah
kami jadi sepasang kekasih, hampir semua orang rayon dan teman-teman kami tau, kami jadi sering
kemana-mana berdua, kegiatan yang ada
ardi akupun ada dan aku selalu asyik dengan ardi hingga aku kadang jarang bergaul dengan teman-teman yang
lain.
Duniaku terlalu
asyik dan hanya dipenuhi ardi seakan aku tak bisa tanpa ardi hingga kulupa apa arti pergerakan yang
sungguh syarat makna. Rayon jadi tempat kedua ku bertemu dengan ardi karena
dikampus kami sering berbenturan jadwal kuliah yang membuat kami jarang bertemu
Hinga suatu
ketika kulihat ardi berboncengan dengan teman senopati membuat api cemburu yang tak kusangka akan jadi boomerang pada akhirnya.
“ ardi kamu tadi
pergi sama ani kemana ? kenapa kamu gak bilang sama aku ?”
Tanya ku ketika dirayon sore itu
“ aku hanya
pergi mengantarkan ani untuk membeli perlengkapan rayon “ jawabnya membela diri
“ aku gak suka
kamu boncengan sama cewek lain apalagi gak minta ijin aku “ bantahku dengan
nada kesal
“ udahlah aku
gak mau bahas kamu jangan terlalu over kaya gini, Cuma
masalah kecil juga “ jawab ardi dengan nada tak kalah kesal dan ngeloyor pergi begitu saja meninggalkan
vina.
***
Minggu ketiga
hubungan kami semakin memburuk hingga aku malas pergi kerayon, diskusi pun tak
pernah ku ikuti hingga muncul penyesalan ikut Pergerakan ini, karena satu
alasan yakni rasa cemburu dan kesalku pada ardi yang tak lekas peka. Hari-hariku
mulai kacau, pikiran-pikiran buruk mulai menghantuiku
“Apa yang dilakukan ardi ? selingkuhkah ? mesra-mesraan dengan cewek lain kah ?”
Tuhan sudah tak
tahan aku terus seperti ini sudah lelah aku tuhan , keluhku pada Tuhaan yang
selalu kuadui dengan masalah cinta yang seharusnya malu aku mengatakannya.
“ tuit-tuit”
nada hapeku tiba-tiba berbunyi
“ sayang, bisa
datang ke rayon, please J “ pesan dari ardi yang sudah 2 hari tak kasih kabar
padaku
Dengan malas aku siap-siap dan meluncur
ke rayon tanpa kubalas sms tersebut.
***
“ aku merasa
kita semakin jauh dan kadang bertengkar hanya rasa cemburu diantara kita, kita jadi
lupa apa yang kita inginkan dan tugas kita sebagai anak pergerakan. Kadang hanya
kerena masalah hati, kita gak mau pergi dirayon untuk diskusi atau followup materi.
Kita jadi manusia egois yang hanya ada aku dan kamu, kita lupa bahwa kita punya
keluarga yang harus kita hargai dan cintai keberadaanya, ada rasa cemburu yang
merusak pertemanan dengan yang lain. Aku yakin kamu juga pernah berfikir begitu,
aku sayang sama kamu tapi ternyata aku salah mengartikannya aku terlalu cepat
memutuskan untuk ingin memikimu.
Tanpa kusadar
aku banyak kehilangan moment berharga kita, kita terlalu baper dan terjebak dengan
cinta sesaat “. berhenti sejenak
“ iya aku juga
ngerasa begitu tapi tak biasakah kita perbaiki dan pertahanin hubungan kita ? aku
sayang sama kamu, aku gak ingin kehilngan kamu “. Dengan
sedikit kecewa vina mengatakan dengan sedikit terbata-bata.
“ kita akan
tetap seperti ini jika kita melanjutkan hubungan kita, kita tak cukup dewasa untuk
membagi waktu kita, organisasi, kuliah dan cinta, tanpa pacaran kita tetap bisa
bersahabat dan berteman baik .” ardi tetap teguh untuk berpisah dalam tanda kutip “
pacaran “
“ iya tapi kamu
tau rasanya harus meninggalkan orang
yang kita cinta ?” sahut vina yang masih ingin bertahan
“ ingatkah 2
bulan pertemanan kita yang tak pernah ada cemburu dan sakit hati, kita main, diskusi tanpa
ada beban cemburu aku dengan siapa dan kamu dengan siapa , marilah kita bangun
persahabatan kita lagi, bukan hal yang salah
jika kita punya pacar dalam organisasi tapi lebih baik tak pacaran dulu jika
kita belum bisa membagi semuanya “
“ iya ardi aku
mengerti “
“ putus hanya dalam pacaran kita tapi,
persahabatan kita tetaplah abadi, kita sama-sama berproses untuk jadi orang
yang berguna dan membanggakan bukan hanya berkutat pada rasa
sakit hati karena cemburu, jika jodoh aku akan mencintaimu sepenuh hati dan
bukan saat ini waktunya “
“ iya aku
mengerti “ hanya kata sederhana yang mampu
ku ucapkan karena ku tau apa yang diakatakan ardi itu sepenuhnya benar
aku hanya terlalu
terbawa perasaan dan ter;lalu cepat
memutuskan , tapi tak ada kata lain yang mampu ku ucapkan karena
hatiku terlalu perih.
--END--
Langganan:
Postingan (Atom)