Senin, 02 April 2018

Krisis Yang Melanda Pada Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia)

Krisis Yang Melanda Pada Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia)
Krisis pada dasarnya merupakan titik penentu atau momentum yang dapat mengarah pada kehancuran atau kejayaan. Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat disebabkan dari beragam bentuk.  Mulai dari bencana alam seperti banjir, musibah teknologi seperti kebakaran dan kebocoran zat-zat berbahaya sampai kepada  karyawan yang mogok kerja. Begitupun yang terjadi dengan APTRINDO (Asosiasi Perusahaan Truk Indonesia) yang merupakan asosiasi perusahaan yang tergabung di dalamnya adalah para pengusaha truk. Perusahaan ini beroperasi dalam pengangkutan barang baik impor maupun area jabodetabek (Jakarta, bogor, depok, tangerang, dan bekasi) yang merupakan kawasan megapolitan Jakarta dan sekitarnya. Pada tahun 2004 kemarin, perusahaan ini mengalami krisis manajemen yang disebabkan oleh banjir di DKI Jakarta. Truk yang semestinya beroperasi saat itu terpaksa terjebak di tengah banjir dan tidak mencapai lokasi pergudangan pelanggan. Sementara jumlah minimum truk yang peroperasi beban biayanya adalah Rp.1,2 juta perhari. Sehingga perusahaan ini terancam mengalami kerugian sebesar Rp. 6 Triliun.
B.   Program Dalam Mangatasi  Krisis Dengan Memanfaatkan Media
Di era informasi seperti sekarang ini semua aspek kehidupan tidak dapat dilepaskan dari media. Ketergantungan akan media sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia, karena media merupakan sumber dan pengolah informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dalam konteks informasi yang berkaitan dengan krisis, tentu saja intensitas perhatian orang akan meningkat dan akan selalu mengikuti informasi perkembangannya. Dalam hal ini, media akan menjadi satu-satunya sumber informasi untuk mengumpulkan, mengolah dan bahkan menafsirkan informasi. Karena sebagai satu-satunya sumber, media bebas mengarahkan kemana informasi ini ingin dibentuk apakah untuk membangun solidaritas, simpati, membangun kesadaran bersama (being together), atau mereduksi ketidaktentuan (uncertainity) dan ketakutan (fear) masyarakat. Tentu saja hal itu tergantung pada jenis dan macam krisis yang terjadi. Namun yang jelas bahwa informasi yang berkaitan dengan krisis media mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk opini dan simpati publik.
Media dapat digunakan oleh Aptrindo sebagai alat untuk membangun solidaritas, simpati, mereduksi ketidaktentuan dan ketakutan pada masyarakat yang akan di uraikan sebagai berikut :
1.    Membangun solidaritas dengan masyarakat
Dalam hal ini media yang kita ambil misalnya adalah media social seperti instagram,twitter atau facebook karena Berita kadang-kadang bisa lebih cepat diedarkan oleh media sosial dari pada oleh media berita tradisional maka media yang paling cocok untuk krisis yang di hadapi oleh Aptrindo adalah media social, namun alangkah baiknya jika menggunakan perpaduan antara media social dan media massa. Contohnya di media sosial adalah memosting gambar foto kesulitan para supir – supir truk dalam mengantar barang ke pergudangan pelanggan dan juga menggunakan media massa seperti televisi atau radio dalam hal pemberitaan agar para pelanggan tahu dan tidak bertanya – Tanya mengapa barang pesanannya belum tiba juga.
2.    Simpati
Adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Setelah memosting bagaimana kesulitan yang dihadapi para supir truk Aptrindo, para pelanggan akan merasa bersimpati pada para supir truk tersebut, Sehingga Aprtrindo mendapatkan pengertian dari pelanggan dan tidak membatalkan pengantaran. Karena ketika pengantaran di batalkan oleh pelanggan maka Aptrindo akan mengalami kerugian besar. Dalam hal ini pengertian dari pelanggan sangat di butuhkan, maka Aptrindo harus pintar untuk mendapatkan perhatian tersebut.
3.    Mereduksi ketidaktentuan
Melalaui media massa atau media sosial, Aptrindo bisa menyampaikan kepada para pelanggan bahwa pengantaran barang akan tetap di lakukan hanya saja agak sedikit terlambat karena kendala banjir. Sehingga tidak menimbulkan ketidakpastian kepada pelanggan.
4.    Ketakutan masyarakat
Dengan adanya krisis yang terjadi akibat banjir, pasti masyarakat / pelanggan takut bahwa barang mereka tidak di antarakan. Selain itu mereka pasti berfikir jangan sampai barang tersebut rusak karena banjir. Maka dari itu, Aptrindo melalui media baik media massa maupun media social langsung menginformasikan kepada mereka tentang kendala apa yang mereka alami. Melalui postingan-postingan seperti yang di jelaskan pada point pertama tadi yaitu membangun solidaritas maka pasti pelanggan akan mengerti dan bersimpati kepada Aptrindo. Selain semua hal di atas, yang paling utama adalah permintaan maaf kepada semua pelanggan, baik pelanggan baru maupun pelanggan tetap karena barang yang seharusnya telah ditangan mereka namun agak terlambat untuk di antarkan.
Selain pemanfaatan media di atas, Aptrindo dapat menggunakan strategi 3P dalam menghadapi krisis yang bersifat jangka panjang sebagai berikut :
a.    Strategi pencegahan
Adalah tindakan preventif melalui antisipasi terhadap situasi krisis. Dalam hal ini Public Relations dituntut memiliki kepekaan terhadap gejala-gejala yang timbul diawal sebelum krisis terjadi, dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir strategis dalam menganalisa dan sekaligus memposisikan masalah krisis agar nantinya dapat dicegah secara dini. Hal ini bisa di lakukan dengan kegiatan CSR (corporate social responsibility) misalnya membagikan bak – bak sampah kepada masyarakat yang daerahnya sering terjadi banjir, karena banjir bisa di akibatkan karena tersumbatnya selokan karena sampah yang di buang pada selokan tersebut.
b.    Strategi persiapan
Bila krisis tidak dapat dicegah sejak dini, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Membentuk tim krisis, dan masing - masing harus selalu mengadakan komunikasi agar suasana krisis dapat terpantau.
2.    Tim krisis harus mendapatkan informasi yang jelas dan akurat tentang perkembangan krisis, sehingga informasi yang diberikan kepada pers tidak menyimpang dengan situasi yang sebenarnya.
3.    Yang selanjutnya adalah seperti program CSR juga. Selain PR Aptrindo juga bisa membentuk tim – tim khusus untuk turun ke masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya penanaman pohon yang berdaya serap air yang cepat, hal ini berguna untuk mengatasi banjir karena hujan deras. Alangkah baiknya jika tim tersebut ikut turun langsung dalam proses penanaman.
c.    Strategi penanggulangan
Yaitu apabila strategi pencegahan dan persiapan tidak sempat dilaksanakan, langkah terakhir yang diambil adalah strategi penaggulangan yaitu masa kuratif. Yaitu ketika krisis terjadi sebelum menyebar dan berkembang ke sektor lain. Selain itu agar operasional organisasi tidak terganggu dan berjalan efektif. Dengan mengevaluasi krisis yang terjadi bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan krisis, serta untuk mengetahui dimana kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaan program manajemen krisis. Tindakan ini dilakukan jika krisis telah benar-benar terjadi dan tidak sempat atau dapat mencegahnya. Strategi penaggulangan tersebut mencakup dua hal :
v  Kondisi Krisis Akut
Penanggulangan yang dilakukan dalam kondisi ini meliputi :
·         Identifikasi krisis
      Ini merupakan langkah awal dan pertama yang harus dilakukan oleh suatu lembaga untuk menentukan jenis krisis, bentuk krisis dan penyebab krisis. Sebab hal ini akan menentukan scenario yang akan diambil.
·         Isolasi krisis
      Langkah ini dilakukan selain agar krisis tidak menyebar ke sector lain juga agar kegiatan operasional tidak terganggu dan efektifitas penanggulangan dapat ditingkatkan serta kosentrasi Public relations tidak terpecah.
·         Pengendalian Krisis
      Pengendalian sangat berkaitan erat dengan identifikasi krisis. Umumnya setelah krisis berhasil diidentifikasi penanggulangan dapat dilaksanakan yang berarti krisis berhasil dikendalikan.
v  Kondisi Kesembuhan
Kondisi ini merupakan saat dimana suatu lembaga mengintropeksi dan melakukan evaluasi mengapa krisis bisa terjadi. Ketika dinyatakan sembuh dari krisis dan bisa beroperasi kembali seperti sediakala, maka untuk mengembalikan nama baik dan citra akan menjadi tugas public relations.
Disamping itu masih ada tugas yang penting bagi manajemen (melalui public relationsnya) yaitu mengevaluasi setiap langkah yang diambil dalam melaksanakan program manajemen krisis. Evalusi ini dilakukan untuk mengetahui dimana kelemahan dan kelebihan dalam melaksanakan program manajemen krisis.
C.   Kaitan Antara Teori Manajemen Krisis Dengan Krisis Pada Aptrindo
Manajemen krisis adalah proses yang membahas organisasi dengan sebuah peristiwa besar yang mengancam merugikan organisasi, stakeholders, atau masyarakat umum. Teori manajemen krisis umumnya didasarkan atas bagaimana menghadapi krisis (crisis bargaining and negotiation), membuat keputusan di saat krisis (crisis decision making), dan memantau perkembangan krisis (crisis dynamics). manajemen krisis berurusan dengan ancaman yang telah terjadi. Sehingga manajemen krisis dalam pengertian yang lebih luas merupakan sebuah keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali. Jadi esensi manajemen krisis adalah upaya untuk menekan faktor ketidakpastian dan faktor risiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih mampu menampilkan sebanyak mungkin faktor kepastiannya.
Melihat dari pengertian manajemen krisis di atas, hal ini berkaitan dengan perusahaan Aptrindo yang mengalami manajemen krisis karena bencana alam yang di kuatkan dengan pernyataan Wakil Ketua II Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto yang mengatakan bahwa mereka mengalami kerugian hingga Rp. 6 triliun. Kerugian tersebut didapatkan dengan asumsi beban biaya operasional yang dikeluarkan untuk satu truk Rp. 1,2 juta per hari, sementara jumlah minimum truk yang beroperasi di DKI Jakarta dan sekitarnya mencapai 5.000 unit per hari. Disini Aptrindo mengalami manajemen krisis karena perencanaan yang telah diolah atau diatur oleh pihak perusaaan tidak berjalan sesuai kehendak atau rencana. Banjir yang melanda DKI Jakarta dan sekitarnya mengancam kerugian besar terhadap Aptrindo baik dalam maupun luar perusahaan atau stakeholdernya.

Jumat, 13 Januari 2017

SURAT DARI SANG REVOLUSIONER CHE GUEVARA


Kami percaya bahwa perjuangan revolusioner adalah suatu perjuangan yang sangat panjang, sangat sulit. Sulit, tetapi jelas tidak berarti mustahil, bahwa suatu kemenangan revolusi di suatu negara hanya akan terjadi di negara itu saja.
(Che Guevara)
Kalau aku boleh memilih untuk berjuang, mungkin saat ini aku ingin tinggal bersama kalian. Melewati jalanan yang padat lalu lintas, dengan iring-iringan spanduk yang panjang, kalian ketuk nurani para penguasa. Kaum yang berbaju megah, berkendaraan bagus dan punya mobil mengkilap. Kalian pertaruhkan segalanya, kesempatan untuk hidup senang, kemapanan pekerjaan, dan sekolah yang kini kian mahal. Buang segala teori sosial yang ternyata tak bisa membaca kenyataan. Keluar kalian dari training-training yang pada akhirnya tidak membuat kita paham dan mau membela orang miskin. Kupilih tinggal serta berjuang di hutan karena di sana aku kembali mendengar rintih dan suara orang yang hidupnya menderita.
Andaikan aku masih diberi kesempatan untuk kembali ke negerimu pastilah aku enggan untuk duduk di kursi. Akan aku habiskan waktuku untuk mengelilingi kotamu yang padat dengan orang miskin. Akan kusapa setiap anak lapar yang menjinjing bekas botol minuman untuk mendapat uang receh. Akan aku datangi para nelayan yang kini lautnya dipenuhi oleh pipa-pipa gas perusahaan asing. Akan kubantu para buruh bangunan yang menghabiskan waktunya untuk memanggul alat-alat berat. Dan akan kutemani para buruh pabrik yang masih saja diancam oleh PHK. Tentu aku akan mendatangimu anak muda, yang resah dengan kenaikan BBM atau proyek pendidikan yang kian hari kian mahal. Kurasa aku tidak bisa istirahat jika tinggal di negerimu.
Kalau aku boleh memilih untuk melawan, mungkin sekarang ini aku akan duduk bersama kalian. Aku akan bilang kalau perjuangan bukan saja melalui tulisan, puisi, buku, apalagi setajuk proposal! Perjuangan butuh keringat, pekikan suara, dan dentuman kata-kata. Kita bukan melawan seekor siput tapi buaya yang akan menerkam jika kita lengah. Hutan rimba mengajariku untuk tidak mudah percaya pada mulut-mulut manis. Hutan rimba mendidikku untuk tidak terlalu yakin dengan janji. Aku sudah hapal mana tabiat srigala dan mana watak kelinci. Kalau kau baca tulisanku, mustinya kau bisa meyakini, kalau kekuasaan hanya bisa bertahan selama kita mematuhinnya. Kekuasaan bisa bertahan selama mereka mampu menebar ketakutan. Dan aku sejak dulu dididik untuk selalu sangsi dan curiga pada penguasa!
Kalau aku bisa memilih, mungkin sekarang aku ingin berjalan dengan kalian. Menonton orang-orang pandai berdebat di muka televisi atau aktivis yang melacurkan keyakinannya. Ngeri aku menyaksikan orang-orang pandai yang berbohong dengan ilmunya. Sederet angka dibuat untuk membuat orang percaya bahwa si miskin makin hari makin berkurang. Menonton aktivis senior yang kini juga berebut untuk duduk jadi penguasa. Katanya: di dalam kekuasaan tidak ada suara rakyat maka kita mengisinya. Aku bilang, itulah para pembual yang yakin jika perubahan bisa muncul karena kita duduk di belakang meja. Demokrasi acapkali berangkat dari dalil yang naif seperti itu. Aku sayangnya tak lagi bisa memilih, untuk berdiri dan berbincang dengan kalian semua.
Anak muda, aku telah tuliskan puluhan karya untuk menemanimu. Dibungkus dengan sampul wajahku, yang tampak belia dan mungkin tampan, aku tuangkan pesan kepada kalian. Keberanian yang membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun! Hutan melatihku untuk percaya kalau kemapanan, kenikmatan badaniah, apalagi kekayaan hanya menjadi racun bagi tubuh kita. Kemapanan membuat otakmu makin lama makin bebal. Kau hanya mampu mengunyah teori untuk disemburkan lagi. Kemapanan membuat hidupmu seperti seekor ular yang hanya mampu berjalan merayap. Kekayaan akan membuat tubuhmu seperti sebatang bangkai. Hutan melatihku untuk menggunakan badanku secara penuh. Kakiku untuk lari kencang bila musuh datang dan tanganku untuk mengayun pukulan jika aku diserang. Anak muda, nyali sama harganya dengan nyawa. Jika itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau hidup!
Keberanian itu seperti sikap keberimanan. Jika kau peroleh keberanian maka kau memiliki harga diri. Sikap bermartabat yang membuatmu tidak mudah untuk dibujuk. Hutan membuatku selalu awas dengan ketenangan, kedamaian, dan cicit suara burung. Hutan melatihku untuk sensitif pada suara apa saja. Jangan mudah kau terpikat oleh kedudukan, pengaruh, dan ketenaran. Kedudukan yang tinggi akan membuatmu seperti manusia yang diatur oleh mesin.
Kutinggalkan jabatan menteri karena hidupku menjadi lebih terbatas dan ruang sosialku dipenuhi oleh manusia budak, yang bergerak kalau disuruh. Apalagi ketenaran hanya akan mendorongmu untuk selalu ingin menyenangkan semua orang, membuat lumpuh energi perlawananmu. Ingat, racun segala perubahan ketika dirimu merasa nyaman.
Rasa nyaman yang kini kusaksikan di sekelilingmu. Anak-anak muda yang puas menjadi pekerja upahan sambil menyita tanah sesamanya. Ada anak muda yang duduk di parlemen malah minta tambahan gaji! Anak muda yang lain dengan tenaganya menyumbangkan diri untuk menjadi preman bagi kekuasaan bandit. Bahkan pendidikan hukum mereka gunakan untuk membela kaum pengusaha ketimbang orang miskin. Anak-anak muda yang banyak lagak ini memang tidak bisa dibinasakan. Mereka hidup karena ada kemiskinan, keculasan kekuasaan, dan lindungan proyek lembaga donor. Aku enggan untuk berjumpa dengan anak muda yang hanya mengandalkan titel, keperkasaan, dan kelincahan berdebat. Aku ragu apakah mereka mampu serta sanggup untuk melawan arus.
Arus itulah yang kini menenggelamkan nyali kita semua. Murah sekali harga seorang aktivis yang dulu lantang melawan, tapi kini duduk empuk jadi penguasa. Murah sekali harga idealisme seorang ilmuwan yang mau menyajikan data bohong tentang kemiskinan. Murah sekali harga seorang penyair yang mau rame-rame mendukung pencabutan subsidi. Aku gusar memandang negerimu, yang tidak lagi punya ksatria pemberani. Seorang kstaria yang mau hidup dalam kesunyian dan dengan gagah meneriakkan perlawanan. Tulisan adalah senjata sekaligus bujukan yang bisa menghanyutkan kesadaran perlawanan. Kau harus berani mempertahankan nyalimu untuk selalu bertanya pada kemapanan, kelaziman, dan segala bentuk pidato yang disuarakan oleh para penguasa.
Yang kauhadapi sekarang ini adalah sistem yang kuncinya tidak terletak pada satu orang. Kau berhadapan dengan dunia pendidikan yang menghasilkan ilmu tentang bagaimana jadi budak yang baik. Kau kini bergulat dengan teman-temanmu sendiri yang bosan hidup berjuang tanpa uang. Kau sebal dengan parlemen yang dulu ikut kau pilih, tetapi kini tambah membuat kebijakan yang menyudutkan rakyat. Kau perlahan-lahan jadi orang yang hanya mampu melampiaskan kemarahan tanpa mampu untuk merubah. Kau kemudian percaya kalau pemecahannya adalah melalui mekanisme, partisipasi, dan dukungan logisistik yang mencukupi. Kau diam-diam tak lagi percaya dengan revolusi. Kau yakin perubahan bisa berjalan kalau dijalankan dengan berangsur-angsur dan membuat jaringan. Gerakanmu lama-lama mirip dengan bisnis MLM.
Saudaraku yang baik! Hukum perubahan sosial sejak dulu tidak berubah. Kau perlu dedikasikan hidupmu untuk kata yang hingga kini seperti mantera: lawan! Lawanlah dirimu sendiri yang mudah sekali percaya pada teori perubahan sosial yang hanya cocok untuk didiskusikan ketimbang dikerjakan. Lawanlah pikiranmu yang kini disibukkan oleh riset dan penelitian yang sepele. Kemiskinan tak usah lagi dicari penyebabnya tapi cari sistem apa yang harus bertanggung jawab. Ajak pikiranmu untuk membaca kembali apa yang dulu kukerjakan dan apa yang sekarang dikerjakan oleh gerakan sosial di berbagai belahan dunia. Gabungkan dirimu bukan dengan LSM, tapi bersama-sama orang miskin untuk bekerja membuat sistem produksi. Tak ada yang bermartabat dari seorang anak muda, kecuali dua hal: bekerja untuk melawan penindasan dan melatih dirinya untuk selalu melawan kemapanan.

Mengenal Tan Malaka Ketika Kecil


Siapa yang gak kenal dengan Tan  Malaka ? Saya rasa  semua masyarakat Indonesia serta dunia  mengenal salah satu pahlawan bangsa kita ini.Perjalanan hidupnya sangat menarik untuk kita kaji dan sebagai motivasi bagi kaum  muda untuk semangat cinta akan tanah air.Tan Malaka juga pernah muda tak khayalnya seperti kita anak muda zaman sekarang.

Tan Malaka semasa kecilnya adalah anak yang sangat aktif dan lincah.Pemuda kelahiran Suliki,Sumatera Barat ini memiliki nama asli Ibrahim.Pada usia 16 tahun Tan Malaka diberi gelar “ Datuak “ melalui prosesi adat Minangkabau.Gelar Datuak adalah gelar semibangsawan yang di dapatkan dari garis keturunan ibunya.Karena kita tahu,Minangkabau menganut system matrilineal.

Tan Malaka lahir di nagari Pandan Gadang Suliki,Lima Puluh Kota,Sumatera Barat.Ayahnya bernama H.M Rasad serta ibunya bernama Rangkayo Sinah,putri yang di segani di nigari tersebut.Oleh karena itu,Tan termasuk keturunan yang terpandang di daerahnya.Tan Malaka memiliki adik namanya Kamarudin dan tak memiliki adek perempuan.

Semasa kecilnya Tan Malaka belajar ngaji dan agama di Surau bersama tema2nya,karena Tan Malaka lahir dari keluarga yang memeluk agama Islam.Selain belajar Islam,Tan Malaka juga belajar silat Minang di Surau.Di Minang surau / masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam kehidupan bernagari.Mulai dari tradisi adat istiadat,silat Minang,Manyambah serta belajar agama Islam.

Tan Malaka adalah anak yang cekatan,ambisius,mempunyai pendirian serta cerdas.Hal ini bisa dilihat ketika dia beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan bersosialisasi dengan teman2 nya.Selain pintar,Tan  juga memiliki sifat berani dalam  menjalani kehidupanya.Biasanya kalau ada tawuran antar kampong,Tan menjadi yang di takuti oleh kampong sebelah..

Selain cekatan dan  rajin,Tan Malaka juga terkenal sebagai anak yang bandel dan suka berkelahi dengan anak – anak kampung sebelah.Tak heran lagi waktu kecil Tan sering di hukum oleh ibunya maupun gurunya di sekolah.

Karena sering mendapat hukuman baik dari Ibunya dan gurunya.Tan Malaka heran karena bukan Cuma dirinya yang berbuat salah,atau melakukan kesalahan terlebih dahulu.Keheranannya ini dibawa sampai dewasa dan pernah menulis “ Sampai kini,saya masih merasa heran mengapa justru sayalah yang menjadi korban hukuman itu “


Pemimpin Untuk Rakyat




Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain.  Dalam situasi tertentu,  seorang pemimpin harus mempunyai komitmen bahwa setiap kebijakannya ialah untuk kepentingan rakyat. selain itu, ia juga harus mampu  bekerjasama baik dengan masyarakat maupun dengan dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pada era globalisasi, pemimpin dihadapkan pada tantangan tersendiri dalam menghadapi masyarakat, salah satunya  perubahan – perubahan yang tidak menentu. Kecanggihan teknologi membuat ketidakstabilan karena budaya-budaya asing dengan mudah masuk dan bercampur dengan budaya lokal. Sehingga, hal ini berpengaruh pada kondisi masyarakat  serta berpengaruh pada kebijakan yang dibuat oleh pemimpin itu sendiri.

Di Indonesia, dengan sistem demokrasi, penentu kebijakan memang berada di tangan eksekutif dalam hal ini pemerintah. Namun dalam penetapannya, pemerintah mendapatkan rekomendasi atas kebijakan yang pro dengan rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Secara politik, DPR memiliki tiga fungsi utama, salah satunya menjalankan fungsi legislasi yaitu fungsi pemegang kekuasaan membentuk undang-undang.

Kebijakan DPR inilah yang harus benar-benar ditetapkan sesuai kepentingan rakyat. karena apabila kebijakannya tidak tepat akan melahirkan beberapa masalah sosial yang terjadi. Antara lain ialah  kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, kekuasaan DPR sebagai lembaga negara dan sebagai pemangku kebijakan harus jeli melihat persoalan seperti ini.  

Pada konsepnya, masalah kepemimpinan merupakan masalah yang rumit. seperti yang di gagas oleh Max Weber (Jerman) yang mengartikan bahwa kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk memaksakan kehendaknya pada orang atau kelompok lain. Maka, sebagai seseorang yang berkuasa tentu mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai wakil rakyat.

Namun yang menjadi permasalahan saat ini ialah apakah kebijakan yang di buat oleh DPR sebagai pemimpin rakyat itu benar-benar pro dengan rakyatnya?. Atau bahkan mereka yang telah terpilih sebagai wakil rakyat justru mengedepankan kepentingan kelompok serta partai politik yang mendukungnya. Sehingga, masyarakatpun hanya di jadikan komoditas untuk menjual janji-janji politik pada saat musim kampanye berlangsung.

 Bahkan faktanya, kesenjangan yang ada di Indonesia masih terhitung cukup banyak. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa penduduk  Indonesia dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan pada Maret 2016  mencapai 28,01 juta jiwa atau sebesar 10,86 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Selain masih banyaknya masyarakat miskin, masalah lain yang timbul di negara ini ialah banyaknya praktek korupsi yang dilakukan oleh petinggi-petinggi negara. Mereka yang menyebutkan dirinya sebagai wakil rakyat sudah banyak ditunggangi oleh kepentingan individu dan kelompoknya. Bahkan data dari Indonesian Coruption Watch (ICW) menyatakan bahwa pada tahun 2015 negara mengalami kerugian  mencapai Rp. 3,1 triliun akibat dari 550 kasus korupsi yang dilakukan oleh elit politik.  kekuasaan telah membuat seseorang lalai akan tanggung jawab sebenarnya, bahkan rela mengorbankan negaranya tetap ia lakukan.

Mewujudkan Politik Rahmatan Lil ‘alamin

Berbicara mengenai politik, sebagian masyarakat mungkin akan merasa jenuh dan memandang sebelah mata dunia perpolitikan. Bahkan sebagian masyarakat benar-benar tidak mengerti esensi dari politik itu sendiri. Sehingga, sudah bukan rahasia lagi saat-saat musim kampanye atau musim pemilihan umum berlangsung, praktek Money Politik terjadi di mana-mana. Terutama masyarakat dengan kelas menengah kebawah, yang biasanya dibeli hak suaranya dengan sangat murah.

Padahal, politik dan kekuasaan perlu mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Politik menjadi penentu kemana arah bangsa kedepannya. Serta, bagaimana ia mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia menggunakan kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia dalam negeri. Ini bisa terwujud dengan menjadikan dunia politik yang di anggap penuh dengan kebohongan menjadi politik yang  Rahmatan Lil ‘alamin atau menjadi rahmat bagi semsesta alam.

Politik seperti ini sangat tepat apabila di terapkan dalam bernegara. Apalagi di Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya serta kepercayaan. Tidak hanya itu saja, bahwa sebagai mayarakat dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentu mempunyai kewajiban lain selain hubungannya dengan manusia, yaitu hubungan dengan alam semsesta.

Seperti salah satu partai politik yang berbasis Islam. Partai kebangkitan bangsa (PKB) misalnya. Dengan menjunjung tinggi asas toleransi, partai ini tidak hanya memihak kepada masyarakat muslim saja apalagi hanya NU saja. Namun partai ini benar-benar melihat akan kemajemukan masyarakat, sehingga fanatisme terhadap Islam tidak di lakukan di internal PKB.

Hal ini dibuktikan dengan adanya salah satu sosok dari PKB yang menjadi presiden RI ke-empat, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab di panggil Gus Dur. Pada saat beliau menjabat sebagai presiden Indonesia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu tahun 1999, ia membuat beberapa reformasi. Reformasi pertama adalah membubarkan Departemen Penerangan, senjata utama rezim Soeharto dalam menguasai media. Reformasi kedua adalah membubarkan Departemen Sosial yang korup.

Bahkan H.A Muhaimin Iskandar  dalam sebuah talk show yang bertajuk “Mengahadirkan Kembali Spirit Gus Dur” yang digelar DPP PKB di Jakarta, 22 Desember tahun lalu memberikan contoh menarik kepada audience terkait sosok Gus Dur. bagaimana ia berjuang menegakkan demokrasi di Indonesia. menurutnya, ancaman terbesar di era modern saat unu ialah paham radikalisme terhadap kebhinekaan.

(Sumber: http://dpp.pkb.or.id/content/mengenang-gus-dur)

Yang perlu di garis bawahi dalam hal ini ialah bagaimana PKB serta partai lain menjadi partai yang Rahmatan lil ‘alamin. Dalam artian semua anggota di dalamnya benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam, tidak haus akan kekuasaan apalagi mementingkan kepentingan individu dan kelompoknya. Sehingga, politik yang mereka jalani,  menjadi politik dengan asas Pancasila dalam kata yang lain ialah Rahmatan Lil ‘alamin.

Poin yang terpenting, bagaimana partai politik tersebut melahirkan anggota-anggota dengan mental yang baik. Salah satunya  mencetak pemimpin dengan karakter SATFA, yaitu Shiddiq (jujur), Amanah (bisa dipercaya), Tabligh (menyampaikan) serta yang terakhir ialah Fathonah (pintar). Apabila seluruh pemimpin yang di usung oleh partai politik memiliki ke empat karakter ini maka politik di Indonesia akan menjadi Politik Rahmatan Lil ‘alamin. tidak hanya itu, pemimpinnya dipastikan ialah menjadi pemimpin untuk rakyat bukan pemimpin untuk partai pengusungnya.



PMII Humaniora Park Peduli Gempa Aceh


Gempa yang melanda Aceh pada rabu ( 7 / 12 ) kemarin membawa luka yang mendalam bagi masyarakat Pidie Jaya,Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.Gempa yang terjadi saat mau memasuki waktu subuh ini berkekuatan 6.4 SR.

Informasi dari BNPB,menyatakan bahwa sampai kamis siang ( 8 / 12 )  pukul 13.39 WIB jumlah korban jiwa mencapai 99 korban meninggal dunia,1 orang hilang,dan 136 luka berat serta 616 luka ringan.Selain itu ada juga 400 rumah rusak dan masjid sebanyak 18 rusak berat dll.
Tidak hanya itu saja,gempa kali ini juga mengharuskan 600 warga mengungsi ke masjid desa menasah BI,Pidie Jaya.Sebagian warga yang mengungsi ialah mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat goncangan gempa.

Aceh berduka dan butuh bantuan dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan.Tak hanya beban Psikologi yang mereka tanggung,namun juga beban secara materil seperti kehilangan tempat tinggal dan harus memulai kehidupannya dari awal.

Musibah ini juga berdampak pada kondisi psikologis korban.Mengingat,resiko trauma akibat kehilangan sanak saudaranya yang menjadai beban tersendiri yang harus diterima oleh korban.Tentu selain mendoakan korban,kita bisa membantu memulihkan semangan saudara saudara kita yang ada di Aceh sebagai rasa syukur bahwa Allah SWT sampai deyik ini masih melindungi kita dari musibah seperti bencana alam.

Maka kami aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) rayon Humaniora Park Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengajak masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dan saling bahu membahu untuk membantu saudara kita di Aceh.Kami mengadakan penggalangan dana di lima titik kota Yogyakarta seperti Lampu merah Janti,pertigaan UIN,Lampu merah Gramedia,Tugu Jogja,dan 0 KM sebagai titik pusat penggalangan dana PMII Peduli Aceh.
Selain di jalan kami juga mengadakan penggalangan dana di Lingkungan UIN Sunan Kalijaga.Mulai dari sekitar Multi Purpose,Laboratorium Agama,Fakultas2 hingga Rektorat UIN Sunan Kalijaga YK.

Alhamdulillah dana yang terkumpul dari penggalangan dana Rp.5.187.100 ( Lima juta serratus delapan puluh tujuh serratus rupiah ) Semoga bermanfaat bagi sanak saudara kita di Aceh dan menjadi amal ibadah bagi kita semua.Amiin Ya Rabb

Terima kasih kepada seluruh masyarakat Jogja dan Seluruh civitas akademika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta Sahabat – sahabati PMII Humaniora Park.

Dengan adanya penggalangan dana ini,kami mengharapkan adanya semangat dari saudara – saudara kita yang ada di Aceh.Sehingga bantuan dari masyarakat dan civitas akademika yang terkumpul mampu menjadikan bukti bahwa mereka masih mempunyai saudara sebangsa.Setidaknya dengan sedikit harta yang kita sumbangkan,mampu mengukir sedikit senyuman di tengah kesedihan yang mereka alami


#PMIIPeduli #PMIIHumanioraParkPeduliAceh #Sahabatkita #PeduliAceh  

DIBALIK SATU TAHUN KORP SENOPATI PMII HUMANIORA PARK


Perjalanan kami, dimulai saat kami mengikuti proses Pelatihan Kader Dasar (PKD) Oktober tahun lalu. Dari situlah kami membentuk sebuah keluarga dan bersamaan dengan itu, lahir nama SENOPATI (Semangat Nasionalisme Pemuda Taqwa dan Beriman) dengan jumlah 89 sekaligus memilih Arif Mansyah sebagai ketua korp.

Tidak ada niat apapun apalagi haus akan jabatan saat kami bergabung dibawah naungan pergerakan. Karena kami memang selalu mendapat nasihat bahwa tidak ada yang berhak sok-sok an di PMII. Yah,, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau sering di singkat PMII inilah pergerakan yang kami pilih.

Kebimbangan akan isu buruk PMII serta pilihan untuk meninggalkan perkuliahan saat menjadi mahasiswa baru menjadi kebimbangan yang berhasil kami lawan. Dan hasil paling indah dari melawan semua itu ialah bisa melahirkan berjuta cerita. Bagi kami, cerita kebersamaan ini sebuah anugerah. Bahkan kami mengira, tidak ada yang memiliki cerita kebersamaan bersama sahabat seindah cerita kami.

Senopati hanyalah sebuah nama, nama dari ikatan “keluarga” yang terbentuk setelah melalui berbagai suka dan duka. Kami pernah tertawa bersama, kami pernah menangis bersama, tapi tak ada kata perpisahan diantara kita. Karena dalam keluarga tak ada istilah “mantan”. Selamanya, sejauh apapun nanti kita akan terpisah kita akan tetap menjadi sebuah keluarga, keluarga SENOPATI.

Berjuta cerita setelah kami menjalani satu tahun proses di naungan yang akrab di sebut sebagai Rayon Humaniora Park. Bertemu dengan berbagai Korp yang terlebih dahulu berproses, terutama Korp Hanoman. Yang dengan kepengurusannya kami menjalani peran sebagai kader baru. Diajarkan berbagai peran sebagai Organistatoris, meningkatkan wacana setiap malam jum’at dalam diskusi rutinnya. Bagi yang mempunyai minat tertentu seperti kepenulisan, kajian keperempuanan dan design, kami di arahkan ke Sadewa, Aisyah dan HL. Salah satu BSOR Rayon Humaniora Park.

Diluar itu, kami belajar banyak hal dari proses ini. Membentuk berbagai kepanitiaan dan itu menjadi pelajaran tersendiri. Mulai dari awal saat kami Deklarasi, Makrab, RTAR, Raker, PKD serta kepanitiaan lain. Bahkan, kami mencoba membangun cerita dari kegiatan sendiri diluar pengurus Rayon. Salah satunya, kami biasa mengembara untuk mempererat emosional di internal Korp kami.

Deklarasi kami jalani dengan penuh semangat. Sekreatif mungkin, kami mencoba membuat gerakan yang berbeda. Membagi dua konsep deklarasi, internal dan eksternal. Untuk Internal kita mengangkat tema “1 Pohon 1000 Pengetahuan” dengan aksi menanam pohon si seluruh Fakultas kami berharap pohon yang kami tanam akan memberi makna bagi kehidupan. Makna itu pun kami bawa tidak hanya di lingkungan kampus, salah satunya berbagi sedikit rezeki kepada masyarakat sebagai aksi Deklarasi Eksternal kami.

Di lain cerita, kami juga tertawa dan menangis bersama di gelap malamnya malam keakraban. Waktu itu, tiada kata yang bisa kami ungkap selain komitmen bahwa kami ialah keluarga. Apapun yang terjadi, kita adalah keluarga. Dan sebagai mahasiswa Pergerakan kami siap untuk menjalin kesolidan dan membuat gerakan-gerakan sebagai aktivis sejati.

Sampai saat ini, kami mencoba untuk tetap menjadi kader PMII yang progresif. Tanpa di ketahui warga, kami melakukan aksi dan mengajak adik-adik di kampung Ledok Tomoho untuk bermain. Salah satu kampung yang terletak dibalik tembok megah dan Hotel mewah dengan masyarakat sekitar yang ber-mobil.

Kami mencoba mensosialisasikan bagaimana cara menyikapi kemajuan teknologi terutama Gadget. Sosialisasi bagaimana menyikapi gadget kami isi disela-sela permainan serta menggambar dengan adik-adik disana. Bernyanyi dan bisa berkumpul bersama mereka menjadi kado tersendiri dari SENOPATI tentu untuk warga Humaniora Park dan Dunia. Bahwa kami benar-benar kader yang memiliki visi misi jelas, progresif serta menjadi Aktivis sejati.

#SalamPergerakan
#Salam Senopati







Sabtu, 23 April 2016

Wanita muda nan malang



Wanita muda itu
Wajahnya nan ayu memberikan keheningan di malam hari
Mereka memaksa tanpa arah
Mengikat tanpa bertanggung jawab
Hingga jiwa dan raga memberontak dengan caranya
Malam pun mulai sunyi
Cahaya bulan terksipu malu
Resah,gelisah dan tanpa daya
Membuat wanita muda itu terus bertahan di atas tikar jelek itu
Sambil menunggu datangnya pagi
serta matahari memancarkan sinarnya
Dirimu sangat malang wahai wanita muda.

#Blandongan,20 April 2016