Jumat, 13 Januari 2017

Mengenal Tan Malaka Ketika Kecil


Siapa yang gak kenal dengan Tan  Malaka ? Saya rasa  semua masyarakat Indonesia serta dunia  mengenal salah satu pahlawan bangsa kita ini.Perjalanan hidupnya sangat menarik untuk kita kaji dan sebagai motivasi bagi kaum  muda untuk semangat cinta akan tanah air.Tan Malaka juga pernah muda tak khayalnya seperti kita anak muda zaman sekarang.

Tan Malaka semasa kecilnya adalah anak yang sangat aktif dan lincah.Pemuda kelahiran Suliki,Sumatera Barat ini memiliki nama asli Ibrahim.Pada usia 16 tahun Tan Malaka diberi gelar “ Datuak “ melalui prosesi adat Minangkabau.Gelar Datuak adalah gelar semibangsawan yang di dapatkan dari garis keturunan ibunya.Karena kita tahu,Minangkabau menganut system matrilineal.

Tan Malaka lahir di nagari Pandan Gadang Suliki,Lima Puluh Kota,Sumatera Barat.Ayahnya bernama H.M Rasad serta ibunya bernama Rangkayo Sinah,putri yang di segani di nigari tersebut.Oleh karena itu,Tan termasuk keturunan yang terpandang di daerahnya.Tan Malaka memiliki adik namanya Kamarudin dan tak memiliki adek perempuan.

Semasa kecilnya Tan Malaka belajar ngaji dan agama di Surau bersama tema2nya,karena Tan Malaka lahir dari keluarga yang memeluk agama Islam.Selain belajar Islam,Tan Malaka juga belajar silat Minang di Surau.Di Minang surau / masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam kehidupan bernagari.Mulai dari tradisi adat istiadat,silat Minang,Manyambah serta belajar agama Islam.

Tan Malaka adalah anak yang cekatan,ambisius,mempunyai pendirian serta cerdas.Hal ini bisa dilihat ketika dia beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan bersosialisasi dengan teman2 nya.Selain pintar,Tan  juga memiliki sifat berani dalam  menjalani kehidupanya.Biasanya kalau ada tawuran antar kampong,Tan menjadi yang di takuti oleh kampong sebelah..

Selain cekatan dan  rajin,Tan Malaka juga terkenal sebagai anak yang bandel dan suka berkelahi dengan anak – anak kampung sebelah.Tak heran lagi waktu kecil Tan sering di hukum oleh ibunya maupun gurunya di sekolah.

Karena sering mendapat hukuman baik dari Ibunya dan gurunya.Tan Malaka heran karena bukan Cuma dirinya yang berbuat salah,atau melakukan kesalahan terlebih dahulu.Keheranannya ini dibawa sampai dewasa dan pernah menulis “ Sampai kini,saya masih merasa heran mengapa justru sayalah yang menjadi korban hukuman itu “


Tidak ada komentar:

Posting Komentar